![]() |
Energi baru terbarukan. Foto : ist. |
JAKARTA. BL- Greenpeace mengapresiasi fokus kedua pasangan yang menitikberatkan pada diversifikasi energi dari sektor energi baru terbarukan (EBT) yang disampaikan pada debat capres semalam di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Hindun Mulaika menilai pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa telah menjabarkan langkah peningkatan EBT yang konkrit melalui insentif dan sistem feed in tarif, dan target yang jelas, yaitu lebih dari 25% pada 2030.
“Bahkan Hatta juga mengungkapkan ketergantungan terhadap energi fosil adalah langkah jangka pendek, sudah saatnya Indonesia beralih pada EBT,” kata Direktur Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting melalui melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.
Sementara Joko Widodo dan Jusuf Kalla hanya ingin mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar minyak (BBM) dengan perbaikan transportasi massal di kota-kota besar sebagai salah satu solusi efisiensi penggunaan energi dan subsidi. Tapi titik berat terhadap pengembangan energi fosil (gas, minyak bumi) terlihat masih dominan.
Namun Longgena mencatat kedua pasangan masih mengandalkan pengembangan energi fosil melalui eksplorasi dan eksploitasi sumur baru, dan mengaktifkan sumur-sumur tua. Menurutnya transisi dari energi fosil menuju energi bersih terbarukan perlu segera dijalankan.