Wilayah terdampak banjir di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (12/5). Foto : BPBD Kota Samarinda
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) mencatat sejumlah kejadian bencana yang melanda berbagai wilayah di Indonesia pada awal Mei 2025, didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah seperti tanah longsor, banjir, dan angin kencang.
Tanah Longsor di Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur
Di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, tanah longsor terjadi pada Senin (12/5) sekitar pukul 23.35 WIB, berdampak pada tiga desa di Kecamatan Pana: Ulusalu, Ulusalu Indah, dan Saloan.
Kaji cepat sementara mencatat 13 rumah mengalami kerusakan dengan rincian empat rumah rusak ringan, empat rumah rusak sedang, dan lima rumah rusak berat. Akibat kejadian ini, 31 warga terpaksa mengungsi, dan akses jalan sempat tertutup material longsor. BPBD bersama tim gabungan telah melakukan upaya pembukaan jalan, dan per Selasa (13/5), jalan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua berjenis motor trail.
Peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (9/5), dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi. Kaji cepat sementara mencatat 68 rumah warga terdampak dengan kerusakan mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Tim BPBD bersama tim gabungan segera menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan darurat.
Angin Kencang di Aceh dan Banjir di Mojokerto
Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, dilanda angin kencang disertai hujan deras pada Senin (12/5) pukul 16.35 WIB. Dua kecamatan terdampak, yakni Karang Baru dan Rantau, dengan laporan tiga rumah rusak ringan dan dua fasilitas pendidikan rusak berat. BPBD bersama tim gabungan melakukan penanganan dan pembersihan puing-puing bangunan serta pohon tumbang.
Sementara itu, di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (12/5) pukul 16.00 WIB memicu banjir yang melanda Desa Salen di Kecamatan Bangsal.
Banjir menyebabkan dua tanggul jebol dan melimpas hingga ke akses jalan, berdampak pada 10 hektar area persawahan warga. Per Selasa (13/5), banjir sudah surut namun masih menggenang di beberapa titik di areal persawahan.
Imbauan BNPB untuk Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Menyikapi berbagai peristiwa bencana yang terjadi, Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi potensi risiko bencana hidrometeorologi basah.
“Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter,” ujar Abdul Muhari kepada wartawan di Jakarta (14/05/2025).
Beliau juga mengingatkan pemerintah daerah untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat.
BNPB terus memantau perkembangan situasi dan bekerja sama dengan BPBD serta instansi terkait untuk memastikan penanganan bencana berjalan efektif dan efisien (Marwan Aziz).