BOGOR, BL – Momentum peringatan Hari Konservasi Harimau se-Dunia (Global Tiger Day) hari ini menjadi awal untuk meningkatkan kepedulian masyarakat untuk terlibat aktif mengawasi perdagangan harimau melalui internet.
Peringatan yang jatuh 29 Juli ini diperingati di seluruh dunia dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya konservasi harimau di alam liar.
Peringatan Global Tiger Day di Indonesia dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bengkulu, Jambi, Palembang dan Padang. Untuk di Jakarta akan dilaksanakan di Lapangan Monas pada hari minggu, 29 Juli 2012.
Di Bengkulu, para aktivis lingkungan membagikan stiker dan brosur tentang pentingnya penyelamatan harimau Sumatera dan perang melawan perdagangan harimau di Simpang Lima Kota Bengkulu.
Harimau Sumatera merupakan sub-spesies harimau terakhir yang tersisa di Indonesia, setelah harimau Bali dan harimau Jawa mengalami kepunahan. Saat ini, populasi harimau Sumatera semakin terancam oleh perburuan dan perdagangan ilegal bagian tubuh harimau Sumatera, serta konflik dengan manusia akibat semakin tingginya pembukaan hutan untuk kepentingan pembangunan.
Diperkirakan pada tahun tujuh puluhan, populasi harimau Sumatera masih sekitar 1000 ekor. Angka tersebut diperoleh dari penelitian Borner melalui survey kuisioner di tahun 1978. Pada tahun 1985, Santiapillai dan Ramono mencatat setidaknya 800 ekor tersebar di 26 kawasan lindung.
Di tahun 1992, Tilson memperkirakan antara 400 – 500 ekor yang hidup di 5 Taman Nasional dan 2 kawasan lindung. Dan di tahun 2007, Kementerian Kehutanan Indonesia memperkirakan minimal 250 individu harimau Sumatera hidup di 8 dari 18 habitat harimau Sumatera.
Untuk mempersempit ruang gerak pelaku menurut Dolly Priatna, Ketua Forum Harimau Kita, pelibatan publik secara luas dalam melawan perdagangan ilegal harimau sumatera dan bagian tubuhnya melalui internet menjadi sebuah keharusan.
Perkembangan teknologi komunikasi ternyata turut memicu peningkatan perdagangan harimau sebab transaksi lebih mudah dan lebih aman. Data Forum Harimaukita menyebutkan ratusan relawan yang tergabung dalam jaringan “Tiger Heart” telah berhasil mengidentifikasi ratusan jaringan perdagangan harimau di internet.
“Karena itu kami mengajak masyarakat agar berperan aktif melaporkan perdagangan harimau yang ditemukan di internet,” katanya. (Marwan Azis).