Bencana tsunami yang melululantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 dan menewaskan 230 ribu orang, mendorong solidaritas antara sesama anak bangsa termasuk dunia internasionali, untuk meringankan beban korban tsunami.
Greenpeace merupakan salah satu organisasi lingkungan dunia yang ikut dalam aksi kemanusian membantu korban tsunami di Aceh. Kapal legendaris Greenpeace Rainbow Warrior II pun digerakkan ke perairan Aceh untuk mengangkut bantuan termasuk petugas medis yang tergabung organisasi Medecins Sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas) untuk membantu korban tsunami Aceh.
Fotografer Greenpeace, Christian Aslund yang turut ambil bagian dalam aksi kemanusian itu, mendokumentasikan yang tersisa dari tsunami Aceh, termasuk aksi para aktivis Greenpeace dan Medecins Sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas) saat membantu korban tsunami Aceh. Foto-foto bidikan Cristian Aslund dibawah ini senjaga dishare Greenpeace untuk mengenang 8 tahun (sewindu) tsunami Aceh.
Kapal Greenpeace Rainbow Warrior berlabuh di batas pantai dengan latar depan sebuah kapal yang tenggelam akibat gelombang tsunami di Aceh. Bersama Medecins Sans Frontiers (Dokter Tanpa Batas) Rainbow Warior II membantu mendistribusikan bantuan kepada korban melalui jalur laut, hal ini sangat krusial mengingat akses jalan di darat tidak bisa dilalui.
Kapal Greenpeace Rainbow Warrior II berada diantara dua kapal perang Republik Indonesia dengan sebuah helikopter yang sedang terbang diatasnya, saat membongkar bantuan untuk para korban tsunami di Meulaboh, Aceh, Sumatera, Indonesia.
Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior II membongkar muatan bahan bantuan untuk para korban tsunami di Lamno, Aceh.
Bantuan kemanusian dan kesehatan yang diorganisir oleh Medecins Sans Frontiers (Dokter Tanpa Batas) sedang dimuat kedalam Kapal Greenpeace Rainbow Warrior II, di Krueng Raya, Sumatra, Indonesia. Pengiriman bantuan kemanusian dan kesehatan ini ditujukan ke daerah Meulaboh di pantai barat Aceh.
Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior II membongkar muatan bahan bantuan untuk para korban tsunami di Aceh.
Sebuah Masjid berdiri di tengah reruntuhan bangunan lain yang rusak akibat gelombang tsunami di Meulaboh, Aceh #Subhanallah. Menurut organisasi Medecins Sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas) lebih dari 60% populasi di Meulaboh, hilang dan meninggal akibat tsunami pada 26 Desember 2004.
Mobil yang hancur dan dorongan bayi terlihat di antara reruntuhan rumah yang disebabkan tsunami besar di Meulaboh, Aceh.
Seorang gadis kecil, yang selamat dari bencana tsunami menerima bantuan pakaian di Krueng Raya, Aceh, yang dibawa oleh kapal Greenpeace Rainbow Warrior II.
Beberapa gadis kecil, yang selamat dari bencana tsunami menerima bantuan pakaian di Krueng Raya, Aceh, yang dibawa oleh kapal Greenpeace Rainbow Warrior II.
Dr. Tom Cheung, dari organisasi Médecins Sans Frontières, (Dokter Tanpa Batas) memeriksa seorang pasien di klinik berjalan didalam sebuah kamp pengungsian di Lamno, Aceh, Sumatra, Indonesia. MSF membantu penyedian air dan bantuan kesehatan.
Seorang pria memandang ke arah reruntuhan Masjid akibat gelombang tsunami di Meulaboh, Aceh #Subhanallah.
Bantuan kemanusian dan kesehatan yang diorganisir oleh Medecins Sans Frontiers (Dokter Tanpa Batas) sedang dimuat kedalam Kapal Greenpeace Rainbow Warrior II.
Bantuan kemanusian dan kesehatan yang diorganisir oleh Medecins Sans Frontiers (Dokter Tanpa Batas) sedang dimuat kedalam Kapal Greenpeace Rainbow Warrior II,di pelabuhan Belawan, Medan.