Krisis Air Bersih. Foto : ANTARA/Iggoy el Fitra. |
“Warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan minum,” kata Ita, warga Puah Padang, Jumat (27/7).
Menurutnya, warga terpaksa menggunakan air sungai yang berlumpur, kotor dan berbau untuk mandi dan mencuci pakaian. “Sedangkan untuk air minum, mereka harus rela membeli air bersih seharga lima ribu per galon,” katanya.
Kondisi ini meresahkan para korban banjir. Jika hal ini berlangsung lama besar kemungkinan warga akan sakit seperti gatal-gatal dan diare akibat tidak ada air bersih.
Dia mengatakan, korban bencana banjir sebenarnya mendapatkan air minum bantuan dari donatur, tetapi tidak cukup. “Air minum diberikan donatur itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari karena jumlahnya sedikit,” ucapnya.
Dia menambahkan, selain membutuhkan air bersih, warga juga membutuhkan pakaian, saat terjadi banjir seluruh pakaian sudah kotor berlumur lumpur.
“Warga berharap pemerintah secepatnya mendisribusikan air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi,” pintanya seperti dilansir Inilahdotcom.
Sementara itu, Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan, pemerintah segera mendistrbusikan air bersih untuk korban banjir.
“Kebutuhan air bersih bagi masyarakat segera tertanggulangi dan pihak terkait sudah diperintahkan segera menyalurkan kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Dia menambahkan, PDAM Padang diminta mengirim mobil-mobil tangki pengangkut air bersih ke lokasi yang dilanda banjir bandang. “Mobil tangki pengangkut air bersih ditempatkan di posko yang telah dibangun di lima kecamatan yang terkena musibah,” tuturnya.
Ratusan hektare lahan persawahan dan perkebunan milik masyarakat di Padang rusak diterjang banjir.
“Berdasarkan data yang dihimpun ratusan lahan yang rusak diterjang banjir,” kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang Qorry Saidan, di Padang.
Menurut dia, sawah yang rusak berada di lima kecamatan, dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp4,932 miliar.
Untuk lahan perkebunan yang meliputi tanaman kelapa, durian, manggis, jengkol dan coklat total kerugian mencapai Rp129,3 juta.
Dia mengatakan, banjir tidak saja merusak lahan, namun juga menghanyutkan hewan ternak yakni 22 ekor sapi, 12 ekor kambing, 285 ekor ayam, serta 100 ekor itik.
Banjir menerjang Kota Padang pada Selasa (24/7) malam akibat meluapnya Sungai Batang Kuranji. [Ton/Inilah]