Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo saat melakukan kunjungan dan menerima pemasangan Eco Power Booster pada kendaraannya di kampus Universitas Nasional, Jakarta, Jumat (24/2/2012). Dok : UNAS. |
MATARAM-BL-Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo, dievakuasi dari ketinggian 2.500 meter dari permukaan laut di Pos III jalur pendakian Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
“Jenazahnya dievakuasi dari ketinggian sekitar 2.500 meter atau hampir mencapai puncak,” kata Kepala Kantor SAR Mataram Marsudi, yang dihubungi dari Mataram, Sabtu (21/4).
Gunung Tambora memiliki tinggi 2.815 meter dari permukaan laut, terletak di wilayah Kabupaten Dompu dan Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Marsudi mengatakan, Widjajono telah menghembuskan napas terakhir saat tim evakuasi tiba di lokasi, sekitar pukul 15.00 Wita, sehingga langsung dibawa ke lokasi pendaratan helikopter di kaki Gunung Tambora.
Selanjutnya, jenazah Widjajono diterbangkan dengan helikopter PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) ke daerah evakuasi Newmont. Direncanakan akan segera dibawa ke Denpasar, untuk selanjutnya menggunakan pesawat terbang menuju Jakarta.
“Evakuasi ke Denpasar menggunakan helikopter Newmont. Tim evakuasi di Gunung Tambora merupakan tim gabungan SAR dan aparat kepolisian serta tim medis,” ujarnya.
Sebelumnya, Widjajono sedang kritis di pegunungan Tambora saat melakukan pendakian, sehingga proses evakuasi melalui jalur udara. Namun, sempat terkendala cuaca buruk yakni kabut tebal.
Setelah dicoba berkali-kali, akhirnya helikopter dapat mendarat di kaki Gunung Tambora, lalu tim evakuasi berjalan kaki ke posisi Widjajono berada.
Diperkirakan, Widjajono dan rekan-rekannya melakukan pendakian sejak 19 April dan baru mencapai Pos III, pada ketinggian sekitar 2.500 meter dari permukaan laut.
Widjajono yang dikenal suka berpetualang mendaki gunung, semenjak kuliah dikenal suka mendaki gunung dan ikut dalam organisasi pecinta alam di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, diduga kelelahan sehingga lemas dan kritis, hingga menghembuskan napas terakhirnya. (Ant)