JAKARTA, BL- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut dan menindak pelaku pembunuhan dan kekerasan terhadap pejuang lingkungan bernama Salim di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (26/8) lalu
“Instansi terkait untuk mengusut dan menindak tegas para pelaku pembunuhan dan kekerasan terhadap Pejuang Lingkungan dan agar mengusut tuntas sampai ke sumbernya siapa di belakang kejadian ini!! dan tdk sebatas di jadikan kasus hukum kriminal biasa.” Direktur Eksekutif WALHI Jakarta, Puput TD Putra melalui siaran persnya yang dishare di social media facebook.
Menurut Puput, kasus pembunuhan pejuang lingkungan Tolak Tambang Selok Awar Kecamatan Pasirian menunjukkan bahwa sampai detik ini pertambang ilegal maupun legal masih menjadi sumber malapetaka bagi lingkungan dan kehidupan masyarakatnya.
“Peristiwa ini tidak terlepas dari carut marutnya kebijakan pemerintah yang tidak tegas kususnya di bidang lingkungan dan hukum ! membiarkan, mentolerir para perusak lingkungan dan para pengusaha hitam. Yang pada akhirnya Masyarakat kecil yang merasakan dampaknya dan dijadikan tumbal atas keserakahan pemodal yang mengeksploitasi sumber-sumber alam.”ujarnya.
WALHI DKI Jakarta bersolidaritas untuk menyerukan bersama untuk menuntut keadilan hukum dan keadilan ekologi demi masyarakat dan generasi yang akan datang. “Kami Walhi Jakarta, turut berduka dan berbela sungkawa atas tindakan keji pembunuhan , penganiyaan terhadap Aktivis Lingkungan di Jawa Timur yang menolak pertambangan pasir ilegal di Kabupaten Lumajang.”kata Puput.
Seperti diberitakan sejumlah media, seorang petani, yang juga aktivis Forum Petani Anti Tambang, Salim, alias Kancil ditemukan tewas, dengan luka mengenaskan di sekujur tubuh.
Warga Desa Selo Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang ini, tewas dalam kondisi tangan terikat.
Selain Salim, Koordinator Forum Petani Anti Tambang, Tosan (48) juga menjadi korban aksi kekerasan, dan kebrutalan kelompok yang menentang perjuangan para petani tersebut. Korban, dikeroyok belasan orang di depan rumahnya sendiri, hingga mengalami luka parah.(Marwan Azis)
–>