Hugua ditengah-tengah dua penulis cantik. Foto : Baubaupos.com. |
WAKATOBI, SULTRANEWS- Pemerintah Kabupaten Wakatobi terus berbenah terutama dalam pengembangan sumber daya manusia. Wakatobi kini tengah mengembangkan Sekolah Perikanan berskala Internasional. Sekolah itu akan menjadi sekolah perikanan pertama yang menjadi pusat penelitian organisme bawah laut dunia.
Sebagai langkah awal sebanyak 1.000-an peneliti dari berbagai Negara ikut ambil bagian pada pengembangan sekolah itu, terutama dari universitas yang akan menjalin kerjasama dengan Pemkab Wakatobi untuk mengembangkan sekolah perikanan tersebut.
“Setiap satu peneliti dari luar negeri, akan ditemani peneliti nasional dari LIPI dan berbagai perguruan tinggi di Tanah Air,” kata Hugua, Bupati Wakatobi.
Laboratorium Bawah Laut Wakatobi yang menjadi sarana pendukung utama Sekolah Perikanan Internasional menurut Hugua, akan menjadi pusat penelitian terumbu karang dan bio energi paling aktif di pusat segi tiga terumbu Karang dunia.
Keindahan alam laut Wakatobi. |
“Penggunaan Laboratorium Bawah Laut Wakatobi sebagai pusat penelitian terumbu karang dan bio energi dunia, akan dimulai bersamaan dengan dibukanya Sekolah Perikanan Internasional yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan,” tambah Hugua.
Menurut Bupati Hugua, mahasiswa SPI Wakatobi, akan berasal dari enam negara yang menjadi anggota CTI (Coral Triangle Initiative).
Enam Negara tersebut masing-masing Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Salamon, Timor Leste dan Indonesia sendiri.
Bupati Hugua mengatakan, untuk pengembangan dan peningkatan kualitas sekolah yang digagas sejak 2011 lalu tersebut, Pemerintah Kabupaten Wakatobi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, akan menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri.
“Kami sudah dihubungi pihak Universitas Essex, Cambridge, Oxford di Inggeris, Trinity College Dublin University Irlandia dan Harvard Amerika Serikat, untuk bekerjasama mengembangkan Sekolah Perikanan Internasional di Wakatobi,” katanya. TIM