Rio De Janerio. Foto : allbestwallpapers.com |
Jika tidak ada aral melintang, akhir Juni mendatang para penggiat lingkungan dan pemerintah dari berbagai negara akan kembali mengadakan perhelatan akbar Rio +20 di Rio De Jeneiro, Brazil untuk membahas masa depan bumi.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio +20 direncanakan akan terlaksana pada tanggal 20- 22 Juni 2012. Penambahan +20 dibelakang KTT Rio karena konferensi merupakan tindak lanjut dari KTT Bumi yang terlaksana 20 tahun yang lalu tepatnya dari tanggal 3 Juni sampai 14 Juni 1992 yang bertempat di Rio De Jeneiro Brazil.
KTT Bumi 1992 menghasilkan tiga dokumen penting bagi dunia yaitu Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan, Agenda 21 serta Prinsip-Prinsip Hutan. Selain itu terdapat dua perjanjian yang diperkenalkan dan dibuka untuk ditandatangani oleh para negara peserta yaitu Konvensi Keaneka Ragaman Hayati dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Namun terdapat banyak kritik yang menyatakan bahwa berbagai hal fundamental dalam perjanjian tersebut seperti mengentaskan kemiskinan dan membersihkan lingkungan belum benar-benar direalisasikan.
Setelah 20 tahun berlalu, KTT Bumi yang diperkenalkan dengan istilah Konferensi Rio +20 akan digelar dengan agenda utama membahas mengenai pembangunan berkelanjutan (sustainable development).“Konsep pembangunan berkelanjutan tercetus karena banyaknya isu-isu kerusakan lingkungan akibat ekspoitasi alam yang tidak terkendali, sehingga jika tidak dilakukan usaha perbaikan akan menimbulkan malapetaka,” kata Edison Hulu dari Yayasan Kehati saat acara “Media Briefing Jelang Konferensi Rio+2 di kantor Kehati (2/5).
Pembangunan berkelanjutan yang mengusung 3 aspek meliput ekonomi, sosial dan lingkungan. Model pembangunan berkelanjutan ini diharapkan menjadi salah solusi dalam mengatasi berbagai krisis lingkungan.
Konferensi Rio+20 menjadi penting dan strategis kerena jumlah populasi bumi yang terus meningkat, yang menimbulkan banyak implikasi dan persoalan dibidang lingkungan dan kemanusian seperti kelaparan, perusakan hutan, krisis energi dan sebagianya.
“Hal terpenting yang perlu dicermati adalah populasi manusia yang terus meningkat yaitu 7 miliar saat ini dan diperkirakan meningkat menjadi 9 miliar pada tahun 2050 dan hal itu akan banyak menimbulkan persoalan” kata Michele Zaccheo, Direktur UNIC (United Nations Information Center).
Menurut Michele, ada tujuh agenda atau isu yang direncanakan dibahas dalam KTT Rio +20 yaitu ekonomi hijau (green economy), kelautan, energi, pengentasan kemiskinan, perkotaan, kehutanan dan penanganan bencana.
Indonesia Usung Agenda Kelautan dan Pangan
Dana A. Kartakusuma, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), menilai selama 20 tahun masih banyak komitmen politik yang belum terpenuhi karena kelembagaan PBB yang mengurusi masalah pembangunan berkelanjutan tidak berjalan efektif.
Dalam kesempatan tersebut, Dana juga mengungkapkan, Indonesia akan focus mengangkat masalah kelautan dan pangan pada KTT Rio+20 di Brazil nanti.
Seraya menambahkan, saat ini Bappenas bersama KLH sedang menyusun Sustainable Development Report yang direncanakan akan rampung pada akhir Mei. Laporan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan KTT Rio+20. (Putri Jasari Dona/Marwan Azis).