Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat selama tiga dasawarsa terakhir, bencana di dunia mengalami peningkatan sekitar 350%. Kejadian tersebut berpengaruh besar terhadap sektor ekonomi dan kehidupan global.
Gempa bumi di Haiti tahun 2010, banjir di Pakistan tahun 2010, dan banjir di Thailand tahun 2011 makin memerosotkan perekonomian negara-negara miskin dan sedang berkembang.
“Sedangkan banjir di Australia, gempabumi di Selandia Baru dan gempabumi dan tsunami di Jepang pada 2011, menunjukkan bahwa negara-negara kaya pun tidak kebal terhadap risiko bencana”, ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Supoto Purwo Nugroho kepada beritalingkungan.com.
Kerugian ekonomi global akibat bencana rata-rata dalam 10 tahun terakhir sejak tahun 2000 adalah US$ 110 milyar, dimana total kerugian yang diasuransikan sekitar US$ 35 milyar. Sedangkan bencana menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar US$ 130 milyar.
Pada tahun 2011 kerugian akibat bencana mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. Gempa bumi dan tsunami Jepang pada 11 Maret 2011 menimbulkan kerugian US$ 220 milyar atau 3,4% GDP Jepang atau hampir 1/5 GDP Indonesia saat ini.
Demikian pula banjir banjir di Thailand pada akhir 2011 menyebabkan 754 orang meninggal, 10 juta orang menderita dan kerugian mencapai US$ 45 miliar. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Thailand merosot sekitar 2,4 persen.
Sementara di Indonesia, bencana terus terjadi. Trendnya mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejarah bencana di Indonesia, berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) selama tahun 1815 – 2011 terdapat 11.910 kejadian bencana yang menyebabkan 329.585 jiwa meninggal dan hilang serta lebih dari 15,8, juta jiwa mengungsi.
Kondisi ini memang belum menjadi perhatian khusus pada dekade-dekade sebelumnya. Namun saat ini bencana telah menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.
“Bahkan Presiden SBY menyampaikan bahwa target pertumbuhan pembangunan tahun 2012 sebesar 6,5% sangat dipengaruhi oleh faktor yang berpengaruh yaitu salah satunya bencana”, kata Sutopo.
Jika terjadi bencana akan berat mencapai target tersebut. “Kita perlu selalu siapsiaga untuk mengantisipasinya” tandasnya (Jekson Simanjuntak)