JAKARTA, BL- Kepulauan Seribu tak hentinya terkepung sampah Jakarta. Setiap harinya rata-rata 2.000 meter kubik sampah Jakarta masuk ke tujuh pulau di Kepulauan Seribu. Pulau tersebut, yaitu Tidung, Kelapa, Harapan, Pramuka, Panggang, Lancang, Pari, dan Untung Jawa menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Juni 2012.
Sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton atau 29.364 meter kubik per hari. Sampah-sampah itu hanya tertampung 70 persen di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Dan sisanya tertampung ke Ciliwung, 13 alur sungai di Jakarta, dan Kepulauan Seribu. “Makanya Walhi berani bilang bahwa Teluk Jakarta adalah TPA terbesar, Ciliwung adalah toilet terpanjang”, menurut Ma’un Kusnandar, Divisi Advokasi Walhi Jakarta.
Dari tujuh pulau yang dijelajahi Walhi Jakarta, Pulau Untung Jawa menjadi wilayah yang paling banyak terdampak.
Walhi menduga sampah berbahan kimia menjadi sampah paling memberikan dampak. Sebagai contoh, membuat warga Pulau Pani harus berlayar lebih jauh 10 kilometer dari biasanya, dua kilometer. “Kami akan meriset lebih dalam bulan depan dengan fokus pada pencemaran air”, kata Heru Kundhimiarso, Kepala Divisi Riset, Kampanye, dan Jaringan Walhi Jakarta.
“Yang salah adalah pemerintah”, kata Ma’un, “harus berani menegakkan regulasi”. Menurut Walhi, lima aspek yang perlu diperhatikan, undang-undang, kelembagaan, pendanaan, teknologi, dan sosial budaya. Selama melakukan aksi disana, Walhi melihat animo
masyarakat Kepulauan Seribu positif mengenai kebersihan lingkungan, salah satunya sampah. “Masyarakat disana tidak salah”, sambung Ma’un, “mereka adalah korban”. (Cita Ariani/SIEJ).