Kangguru Papua. Foto : fotohewan.info |
MERAUKE, BL- Kanguru semakin berkurang di Taman Nasional (TN) Wasur di Kabupaten Merauke, Papua. Penurunan jumlah Kanguru atau Saham, sebutan bagi Suku Marind di Meruake itu, salah satunya diakibatkan perburuan secara tradisional dan modern, yang dilakukan warga di dalam kawasan TN Wasur, maupun warga dari luar TN Wasur.
“Saat ini Saham (Kanguru) sudah susah didapat, karena bukan hanya kami saja melakukan perburuan, malainkan ada banyak warga dari luar kawasan taman (TN Wasur) yang juga melakukan perburuan. Kadang mereka menggunakan senjata api,” kata Amatus Belambu, salah satu pemilik dusun yang berada di dalam kawasan TN Wasur dan juga seorang pemburu tradisional.
Menurut Amatus, kini Saham dan Rusa hanya bisa ditemui di kawasan TN Wasur, namun karena terus diburu, kedua hewan ini pun disinyalir berpindah tempat ke arah kawasan negara Papua Nugini (PNG). “Saat ini, kami hanya bisa dapat Saham dan Rusa karena musim kemarau. Biasanya, binatang ini datang dari wilayah PNG pergi mencari air hingga masuk ke kawasan TN Wasur,” jelasnya.
Selain Saham, tapi kata Amatus, Rusa juga menjadi sasaran pemburu gelap dari luar kawasan TN Wasur dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Merauke. “Sebab harga daging Saham dan Rusa memang begitu menjanjikan dan banyak disukai orang,” katanya.
Dari pantauan PAPUAKITA.COM (Sindikasi Beritalingkungan.com) di Pasar Mopah, Merauke, harga daging Rusa per kilogramnya berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp70 ribu. Sedangkan harga daging Saham, berkisar Rp45 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.
Berdasarkan data Balai TN Wasur, taman seluas 430 ribu hektare ini memiliki potensi keanekaragaman hayati sangat tinggi. Kawasan ini juga merupakan tempat bagi beberapa jenis burung migran dari Australia dan Selandia Baru. Di TN Wasur ini, juga terdapat 403 spesies burung, dengan 74 di antaranya endemik Papua. Serta memiliki 114 spesies adalah hewan dan tumbuhan dilindungi. (Abdel Syah/Papuakita.com)