Hutan di Wytham Woods dekat Oxford adalah salah satu wilayah studi. Foto: Jackie Bowman
BRIMINGHAN, BERITALINGKUNGAN.COM– Selama bertahun-tahun, kita telah mengetahui bahwa pohon merupakan juara alam dalam menyerap karbon dioksida. Namun, sebuah studi internasional yang inovatif, yang dipublikasikan di jurnal Nature, menemukan bahwa permukaan kulit pohon memainkan peran penting dalam mengurangi metana di atmosfer kita.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Birmingham, serta melibatkan UK Centre for Ecology & Hydrology (UKCEH), mengungkapkan proses menarik di mana mikroba yang hidup di kulit dan kayu pohon menyerap metana dari atmosfer.
Temuan ini menunjukkan bahwa pohon 10 persen lebih efektif dalam memerangi perubahan iklim daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Untuk memahami dampak global dari penemuan ini, tim peneliti menggunakan metode pemindaian laser canggih untuk mengukur luas permukaan kulit pohon di hutan global. Perhitungan awal menunjukkan bahwa hingga 50 juta ton metana diserap oleh pohon setiap tahun. Angka ini setara dengan menghilangkan semua emisi dari tempat pembuangan sampah manusia atau hampir setengah dari semua emisi global dari sapi dan domba.
Mengapa ini penting? Metana adalah gas rumah kaca yang kuat dan bertanggung jawab atas sekitar 30% pemanasan global sejak era pra-industri. Dengan emisi yang meningkat lebih cepat dari sebelumnya, Global Methane Pledge, yang diluncurkan pada KTT iklim COP26 pada tahun 2021, bertujuan untuk mengurangi emisi metana sebesar 30% pada akhir dekade ini.
Profesor Niall McNamara dari UKCEH menekankan pentingnya penemuan ini. “Temuan kami menunjukkan bahwa pohon lebih penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan mencapai target emisi global daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ini memberikan bukti tambahan untuk peningkatan penanaman pohon dan pengurangan deforestasi.”kata Niall seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman ceh.ac.uk (26/07/2024).
Studi ini melibatkan Prof McNamara, Dr. Dafydd Elias dari UCKEH, dan 13 peneliti lainnya dari Inggris, Swedia, Panama, Brasil, Amerika Serikat, Spanyol, dan Jerman. Mereka meneliti pohon di hutan tropis pegunungan, temperata, dan boreal, dengan melakukan pengukuran di berbagai wilayah, mulai dari hutan tropis Amazon dan Panama yang subur hingga Wytham Woods di dekat Oxford dan hutan konifer boreal di Swedia.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa penyerapan metana terkuat terjadi di hutan tropis, kemungkinan besar karena kondisi yang hangat dan lembab yang mendorong aktivitas mikroba (Marwan Aziz)