JAKARTA, BL- Greenpeace menyerukan kepada penduduk bumi untuk terlibat mendukung aksi perlindungan global terhadap daerah tak berpenghuni di sekitar Kutub Utara dan larangan pengeboran minyak serta industri penangkapan ikan di perairan Arktik.
Pada Senin 8 April, sekelompok petualang yang tergabung dalam Greenpeace melakukan ekspedisi untuk menyelamatkan Arktik. Mereka terdiri adalah Ezra, Renny, Josefina dan Kiera.
Para ilmuwan mencatat selama 30 tahun terakhir, tiga perempat pucuk es yang mengapung di puncak dunia (Arktik) telah hilang . Volume dari laut es diukur lewat satelit pada musim panas ini, saat mencapai ukuran terkecil, telah menyusut dengan sangat cepat hingga menurut para ilmuwan telah mencapai ‘spiral kematian’
Selama lebih dari 800.000 tahun es telah menjadi ciri utama lautan Arktik. Es mencair karena penggunaan energi fosil yang kotor, dan dalam waktu dekat untuk pertama kali sepanjang sejarah manusia di muka Bumi tak akan ada es sama sekali di kawasan Arktik.
Menurut Greenpeace, kondisi tersebut bukan hanya ancaman bagi beruang kutub, ikan paus, paus Narwhal , anjing laut dan spesies lainnya yang hidup di Arktik, tapi bagi manusia yang di bumi. Es di puncak dunia memantulkan panas matahari kembali ke angkasa dan menjaga seluruh planet tetap dingin, menstabilkan sistem cuaca yang menjadi ketergantungan kita untuk menghasilkan sumber-sumber makanan. Melindungi es berarti melindungi keseimbangan kehidupan semua mahluk penghuni bumi termasuk manusia.
Berdasarkan informasi dari Greenpeace, upaya mereka kini didukung lebih dari 10.000 orang dari 280 kota di seluruh dunia yang menyerukan penyelamatan Arktik.
Berbagai aksi pun digelar para aktivis lingkungan disejumlah negara seperti Buenos Aires, Bangkok, Kiruna, Washington DC, Cape Town. Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk I ♥ Arktik.
Rencananya ratusan gambar dari I ♥ Arktik akan dikumpulkan dan didokumentasikan ke dalam sebuah buku, yang nantinya akan disampaikan ke menteri luar negeri Arktik pada saat mengadakan pertemuan Dewan Kutub Utara di Kiruna, Swedia, pada bulan Mei.
Direktur Eksekutif Greenpeace, Kumi Naidoo mengatakan, jutaan orang menuntut bahwa Arktik harus dilindungi melalui larangan total pada pengeboran minyak di Samudra Arktik.
Menurut Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, memcairnya es di Arktik akan menenggelamkan negara-negara kepulauan seperti Indonesia akibat naiknya permukaan air laut.