Ilustrasi La Nina. Foto : NOAA
NEW YORK, BERITALINGKUNGAN.COM – Pejabat AS mengumumkan bahwa Samudra Pasifik akan beralih dari fase El Niño yang lebih hangat ke fase La Niña yang lebih sejuk pada akhir musim panas atau awal musim gugur.
Pergeseran tersebut diperkirakan akan mengakhiri periode panjang suhu panas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa melaporkan bahwa dunia telah mengalami 13 bulan berturut-turut dengan rekor panas. Selama 12 bulan terakhir, suhu global tercatat 1,5 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan era pra-industri, yang berarti dunia setidaknya telah melampaui sementara target suhu yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Carlo Buontempo, direktur Copernicus, menyatakan bahwa ini lebih dari sekadar keanehan statistik dan menyoroti pergeseran besar dan terus menerus dalam iklim kita. Namun, seberapa besar pergeseran ini tidak sepenuhnya pasti, karena rekor panas ini didorong oleh pemanasan global dan El Niño. Para ilmuwan mengatakan bahwa berakhirnya El Niño, yang dinyatakan berakhir pada bulan Juni, akan membantu memperjelas peran perubahan iklim.
“Saat kita memasuki La Niña sekarang, kita akan melihat lonjakan anomali jangka pendek selama setahun terakhir menghilang,” kata Michael Mann, ilmuwan iklim dari Universitas Pennsylvania kepada Inside Climate News yang dilansir e360.yale.edu seperti dikutip Beritalingkungan.com (15/07/2024).
“Yang akan tetap ada adalah pemanasan jangka panjang yang stabil yang akan terus berlanjut selama emisi karbon yang dihasilkan manusia terus berlanjut. Itulah yang harus menjadi fokus.”ujarnya.
Layanan Cuaca Nasional AS melaporkan bahwa ada kemungkinan 70 persen La Niña akan terbentuk antara bulan Agustus dan Oktober.
Tampaknya suhu panas sudah mulai mereda. “Suhu global akhirnya mulai turun selama beberapa minggu terakhir,” tweet Zeke Hausfather, ilmuwan iklim di kelompok penelitian Berkeley Earth. “Juli saat ini diperkirakan akan menjadi bulan pertama sejak Juni 2023 yang tidak mencatat rekor suhu global bulanan baru.”tuturnya.
Pergeseran dari El Niño ke La Niña ini sangat penting untuk memahami seberapa besar perubahan iklim yang terjadi. Dengan mengurangi dampak El Niño, ini bisa menjadi petunjuk dalam melihat tren pemanasan jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Sementara itu, upaya global untuk mengurangi emisi karbon tetap menjadi kunci untuk menahan laju pemanasan global dan mencegah dampak yang lebih parah di masa depan (Marwan Aziz)