Petaka tumpahan minyak di Laut Timor akibat meledaknya sumur minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor pada 21 Agustus 2009 menjadi inspirasi sebuah lagu berjudul “Beta Laut Timor”.
Lagu itu sebagai ungkapan dan rintihan hati masyarakat Nusa Tenggara Timur atas tragedi pencemaran yang hingga kini tak kunjung terselesaikan oleh Pemerintah Indonesia dan Australia.
Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni menceritakan, proses pembuatan lagu itu berawal dari permintaan nelayan asal Pulau Ronte.”Pada suatu hari lima bulan lalu, tiga orang nelayan yang juga petani rumput asal Pulau Rote meminta saya untuk mengarang sebuah lirik lagu yang menggambarkan tentang laut Timor dan kehidupan para nelayan dan petani rumput laut termasuk petaka tumpahan minyak montara yang sangat menyedihkan itu,”kata Tanoni melalui keterangan tertulisnya (3/8).
Lirik lagu”Beta Laut Timor” ditulis dalam bahasa Indonesia dengan logat Kupang itu mengupas seluruh permasalahan yang terjadi di Laut Timor, seperti batas laut antara Indonesia-Australia-Timor Leste yang hingga kini belum juga tuntas setelah Timor Timur menyatakan merdeka melalui referendum pada Agustus 1999 termasuk pengelolaan kekayaan lautnya.
Lagu ini diserahkan kepada Ferdi Tanoni pada hari Jumat pagi 3 Agustus 2012 oleh para nelayan dan petani rumput laut itu untuk dipersembahkan bagi peringatan tiga tahun tragedi pencemaran Minyak Montara Di Laut Timor. (Marwan Azis).