
Ilustrasi burung. Foto : Thomas Getty/Michigan State University.
MICHIGAN, BERITALINGKUNGAN.COM– Burung di seluruh dunia menghadapi pilihan hidup yang sulit akibat perubahan lingkungan. Beberapa spesies memilih untuk hidup cepat, berkembang biak dalam jumlah besar, tetapi berumur pendek.
Sementara itu, spesies lain memilih strategi bertahan hidup lebih lama dengan menunda reproduksi. Sebuah studi baru mengungkap bagaimana perubahan iklim mempengaruhi strategi evolusi ini.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Ecology Letters ini dilakukan oleh para peneliti dari Michigan State University (MSU), yang menganalisis hampir 7.500 spesies burung non-migrasi untuk memahami hubungan antara variabilitas lingkungan dan strategi bertahan hidup mereka.
Strategi Adaptasi Burung terhadap Perubahan Iklim
Pemimpin studi, Casey Youngflesh, menjelaskan bahwa burung yang hidup di daerah dengan perubahan suhu tahunan yang ekstrem, seperti musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang sangat panas, cenderung bereproduksi lebih cepat.
Spesies seperti burung finch dan kardinal menggunakan energi mereka untuk berkembang biak sesegera mungkin, meskipun konsekuensinya adalah umur yang lebih pendek.
Sebaliknya, burung yang tinggal di wilayah dengan perubahan suhu jangka panjang, seperti kakatua jambul sulfur, lebih cenderung menunda reproduksi. Mereka memilih bertahan hidup lebih lama dan menunggu kondisi yang lebih baik untuk berkembang biak.
Meskipun strategi ini membantu mereka bertahan dalam jangka panjang, spesies dengan umur panjang cenderung lebih lambat dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Ancaman Perubahan Iklim terhadap Evolusi Burung
Namun, studi ini juga menunjukkan bahwa baik burung yang hidup cepat maupun yang hidup lebih lama menghadapi ancaman besar akibat perubahan iklim. Perubahan suhu yang semakin cepat membuat banyak spesies kesulitan beradaptasi, meningkatkan risiko kepunahan.
“Jika Anda hanya hidup beberapa tahun, satu tahun buruk mungkin bukan masalah besar. Tapi jika beberapa tahun berturut-turut menjadi buruk, maka populasi burung bisa terancam,” ujar Youngflesh seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman Michigan State University (27/2/2025)
Menurut Direktur IBEEM, Phoebe Zarnetske, studi ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana perubahan iklim membentuk kehidupan di Bumi.
“Penelitian ini juga membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai dampak peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas dan kekeringan, terhadap kehidupan burung di masa depan,”ujarnya.
Dengan semakin cepatnya perubahan iklim, ilmuwan kini berlomba memahami bagaimana spesies burung dan satwa liar lainnya dapat bertahan dalam kondisi yang semakin tidak menentu. Studi ini menjadi langkah awal dalam memahami perlombaan antara evolusi dan perubahan iklim yang terus berlangsung (Marwan Aziz).