![]() |
Dua orang ibu berjalan di depan reruntuhan rumah di Padang Pariaman, yang hancur akibat gempa mengguncang Sumatera Barat. Foto : Beritalingkungan.com/ Marwan Azis |
PADANG, PARIAMAN, BL- Trauma dan kesusahan warga belum tersembuhkan, akibat gempa yang berkekuatan 7,9 Skala Richter (30/9) melululantakan banyak bangunan dan menelan ribuan korban jiwa di Padang Pariaman Sumatera Barat, kini penderitaan warga makin bertambah setelah kawanan pencuri memasuki perkampungan mereka.
“Sekarang pengacau (maling) banyak masuk di Pariaman dari Palembang, karena sudah tiga orang ditangkap, mereka semua mengaku dari Palembang,”kata Darwan (40), warga Ampalu Tinggi Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman (14/10).
Tiga kawanan pencuri yang ditangkap oleh warga, sempat dihajar ramai-ramai bahkan warga berencana membakarnya.”Langsung dihajar oleh warga mau dibakar nggak jadi karena ada orang Palembang yang kebetulan tinggal di kampung meminta agar tidak dibakar, akhirnya tiga pencuri itu diserahkan kepihak berwajib,”ungkapnya.
Modus operandi yang digunakan oleh kawanan pencuri adalah menyamar sebagai pemberi bantuan atau mengaku relawan korban gempa. Mereka biasanya masuk suatu wilayah secara gerombolan menggunakan mobil truk pengangkut bantuan.”Mereka pura-pura akan memberi bantuan, tapi justru menjadi pencuri. Yang mereka ambil adalah kilometer listrik, tv, cincin, apa saja yang mereka temukan kecuali barang pecah seperti tidak diambil,” katanya.
Mereka biasanya beroperasi jam 11 malam keatas. Karenanya untuk mengantisipasi agar warga tidak
kehilangan barang dan menjaga keamanaan masing-masing, sejumlah desa di Padang Pariaman kini terus melakukan ronda malam. Warga yang tidak memiliki identitas jelas dilarang masuk.
Warga yang sudah geram dengan isu pencurian berjanji akan memukuli sang pelaku sampai mati. “Kami sudah susah, sekarang ditambah susah lagi,” katanya. (Marwan Azis).