Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menunggu detik-detik peledakan kapal nelayan asal Thailand, di Selat Dempo, Kepri, 9 Februari 2015. Foto : ANTARA/Joko Sulistyo |
JAKARTA. BL- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Republik Indonesia juga berkontribusi kepada penurunan impor bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.
“Menteri ESDM berbisik kepada saya 30 persen impor BBM turun,” kata Susi Pudjiastuti dalam diskusi tentang pangan yang digelar di Jakarta, Senin.
Namun, menurut Menteri Susi, dirinya tidak mengetahui berapa dari jumlah itu yang bisa diselamatkan karena pemberantasan “illegal fishing”.
Hal itu, ujar dia, karena BBM yang digunakan kapal pencuri ikan pasti tidak dibawa dari negeri mereka sendiri, tetapi diambil dari jatah BBM nasional.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah berhasil menekan impor bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan sehingga neraca perdagangan bulan Mei 2015 mengalami surplus sebesar 955 juta dolar AS.
“Permintaan impor minyak yang dapat ditekan selama bulan Mei tersebut membuat surplus neraca perdagangan semakin membaik,” kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel melalui siaran pers, di Jakarta, Rabu (17/6).
Lebih lanjut, Kementerian Perdagangan mencatat surplus Mei lebih baik dibanding surplus bulan sebelumnya yang hanya sebesar 477,4 juta dolar AS.
Total impor selama bulan Mei 2015 mencapai 11,6 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 21,4 persen dibanding tahun lalu.
Penurunan impor ini dipicu oleh berkurangnya permintaan impor minyak, baik mentah maupun olahannya, yang impornya masing-masing turun 54,1 persen dan 40,6 persen.
Mendag menjelaskan bahwa perkembangan surplus di tahun 2015 hingga bulan Mei ditopang oleh peningkatan surplus perdagangan nonmigas dan defisit migas yang semakin kecil.(Ant) –>