“Kita, generasi kita ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-2 tua, seperti… Kita yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia,” By Shok Hok Gie dalam catatan seorang demontran yg diterbitkan LP3ES. Rasanya apa dipikirkan Gie masih relevan dgn kondisi kekinian, dimana negeri kita dikuasai para koruptor yang sebagian dijebloskan di penjara KPK.
Baru sehari kemarin, saya menulis status di facebook yang mengkritik lambatnya respon Presiden SBY pada korban bencana alam terutama letusan Gunung Sinabung. Hari ini, setelah membaca berita di Tribunnews.com berjudul “Debat Capres Demokrat Digelar Malam Ini di Istana Maimun Medan” rasanya saya pingin memaki elit partai penguasa itu, kok mereka nggak punya empati sama sekali dengan korban bencana?
Disaat saudara (i) kita di berbagai daerah tengah berduka, karena daerah mereka dilanda bencana banjir dan letusan gunung Sinabung, Presiden SBY bukannya langsung mengunjungi, mendengarkan keluh kesah para pengungsi korban letusan Sinabung, Banjir Manado dan Jakarta, eh malah menyibutkan mengurus partainya yang mengelar pertemuan di Bali.
Tak berhenti di Bali, tpi kini partai yang diketuai SBY itu menggelar konteks debat capres demokrat di Istana Maimun Medan, entah apa yg diperdebatkan? sudah tepat bila seorang kawan menulis distatusnya di laman jejaring social facebook, menyebut ini adalah konteks manusia-manusia yang gak punya empati dan nurani.. “Mbok gunakan waktu, dana dan sumberdayanya ke pengungsian Korban Gn. Sinabung dan jangan menggunakan Istana Maimun untuk ajang yang tidak berguna ini…… (marah.com),” tulis Mbak Kendil.
Mereka semakin memperjelas diri, akan ketidak pedulian mereka pada nasib rakyat kini menderita di camp pengungsian. Mereka lebih mengejar jabatan ketimbang mengurus rakyat yang sedang kesusahan. Bagi saya, mereka tak layak memimpin negeri ini. Negeri ini lebih layak dipimpin oleh para relawan kemanusian yang terus bekerja tanpa pamrih, untuk meringankan beban saudara-2 (i) kita yang terkena bencana.