BOGOR, BL- Sebanyak 48 orang pemuda dan pemudi dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti kegiatan Youth Camp on “Indonesian Persective Toward COP21”, pada tanggal 20 – 22 September 2015 di Highland Park Resort, Bogor.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Friederich Nauman Foundation (FNF) Indonesia bekerjasama dengan Freedom Institute dan Youth Freedom Network (YFN).
Direktur Freedom Institute, Nong Darol Mahmada, dalam acara pembukaan mengatakan, youth camp ini diadakan dalam rangka mengumpulkan aspirasi Pemuda Indonesia untuk dijadikan masukan kepada pemerintah dalam membuat keputusan yang tepat terkait kontribusi Indonesia dalam pengurangan emisi karbon.
“Conference of Parties 21 (COP21) merupakan sebuah konferensi untuk mencapai sebuah kesepakatan international baru mengenai perubahan iklim yang berlaku untuk semua negara. Konferensi tersebut akan dilaksanakan bulan November – Desember 2015 mendatang di Paris, Perancis. Negara – negara termasuk Indonesia akan mengusulkan upaya pengurangan emisi karbon. Maka dalam rangka memberikan masukan kepada pemerintah Indonesia dalam membuat usulan kepada COP21, kami mengumpulkan pemuda/i untuk memberikan pemikiran tentang upaya pengurangan emisi karbon dari perspektif generasi muda Indonesia.” ujar Nong dalam sambutannya.
Salah satu delegasi Indonesia dalam COP21, Gracia Paramitha mengatakan bahwa kegiatan youth camp merupakan kegiatan menarik yang diharapkan bisa dilaksanakan rutin. Dengan pelaksanaan kegiatan youth camp Gracia berharap semakin banyak pemuda Indonesia yang fokus dalam permasalahan climate change.
“Selain rekomendasi untuk pemerintah, saya berharap ada action planbersama dari kegiatan ini yang bisa diteruskan kepada teman – teman pemuda di daerah sehingga jejaring pemuda peduli climate change di Indonesia semakin luas dan semakin kuat. Hal tersebutlah yang dibutuhkan saat ini, karena penjagaan lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon sebenarnya tidak bisa hanya dilakukan lembaga pemerintah atau lembaga – lembaga internasional, justru sebenarnya peran masyarakat sipil terlebih pemuda yang lebih dibutuhkan, seperti contoh dalam pembakaran hutan yang santer saat ini.” Ujar perempuan yang juga aktivis UNEP ini.
Sementara Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri yang juga turut hadir disela – sela kegiatan mengatakan kegembiraannya melihat pemuda Indonesia masih banyak yang tertarik untuk berbicara lingkungan khususnya isu climate change. “Kedatangan saya kesini sebenarnya bukan karena jabatan saya sebagai menteri tetapi karena saya juga pernah terlibat di FNF dan pernah mengikuti kegiatan seperti adik – adik sekalian. Dan saya merasa bangga dalam era sekarang ini masih banyak pemuda Indonesia yang peduli terhadap climate change” tukasnya.
Menteri Hanif juga menyampaikan bahwa banyak hal – hal kecil yang bisa dilakukan secara pribadi untuk mengurangi emisi misalnya penghematan penggunaan energi listrik, penghematan penggunaan plastik dan penghematan bahan bakar dengan mengutamakan penggunaan transportasi umum. “Pemuda berbicara tentang climate changetapi masih boros menggunakan listrik sama saja omong kosong, begitu pula jika masih sering menggunakan plastik. “Oleh karena itu, saya berharap adik – adik setelah kegiatan ini mulai mempraktekan pola kebiasaan ramah lingkungan.” Sambung alumni PMII ini.
Disela – sela acara juga dilakukan kegiatan aksi games daur ulang yang menampilkan kreasi peserta yang membuat kreasi dari bahan plasti tidak digunakan serta kampanye diet penggunaan tas kresek. (Juandi Gultom)
–>