Ilustrasi banjir. |
BOMBANA, BL- Apa jadinya jika proyek bencana justeru jadi bencana bagi warga? Inilah yang terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Sebuah proyek dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara justeru menjadi penyebab bencana banjir bagi warga Rumbia. Tak pelak kantor badan pemerintah Bombana itu pun jadi bulan-bulanan kritikan warga Rumbia Ibukota kabupaten bombana Sulawesi Tenggara.
Betapa tidak, pasca melakukan normalisasi kali. Bukannya mengantisipasi banjir, justru pekerjaan itulah jadi sumberpetaka banjir di jalan jendaral sudirman Kelurahan Doule Kecamatan Rumbia.
Sekitar 13 Kepala Keluarga kesehariannya meratapi banjir ketika hujan mengguyur wilayah Rumbia sekitar satu jam Sabtu (10/5). Genangan air menerobos ke rumah penduduk di jalan poros menuju Rumah Jabatan Bupati Bombana, atau tepatnya di depan Kantor DPP PAN Bombana.
Muhammad Ramli T (46) Warga setempat mengaku kesal. Sebab sumber petaka lahir setelah BPBD lakukan normalisasi kali yang membentang di kota Rumbia. Dinilai asal kerja, Proyek pelurusan kali milik BPBD diklaim tidak tuntas alias asal kerja.
Akibatnya air meluap hingga merendam sekitar 10 rumah penduduk setinggi 30 cm. “ kami sudah berkali –kali ingatkan Pak. Agar normalisasi itu dibuat sebaik mungkin, agar tidak berdampak nanti pada masyarakat. Tapi himbauan itu tidak di indahkan. Giliran banjir, masyarakat kena getahnya.
Sementara mereka (pihak BPBD) senang-senang, bahkan tak kelihatan lagi satu-satu ketika bencana seperti ini,” kesal Ramli
Dia mengaku sebelum adanya normalisasi kali, tak pernah terlintas banjir yang rutinitasnya sebanyak ini. “Kesehariannya kami itu tidak tenang. Asal hujan setengah hingga satu jam, pasti banjir. Tak mengenal waktu, biar tengah malam asal hujan, pasti kami bangun untuk waspada. Kadang kami mulai amankan sejumlah perabot kami. Kasian keseharian kami pak,” tandas warga lainnya.
Mereka berharap agar BPBD lekas menindak lanjuti pekerjaan yang tidak beres tersebut agar tidak menjadi kecemasan warga. Sebab lupan air dari normalisasi ini bagai rutinitas keseharian jika hujan sudah mengguyur wilayah Rumbia.
Pantauan Suarakendari.com (Member Sindikasi Portal Beritalingkungan.com), Sabtu siang itu, semua wrga keluar rumah membersihkan air yang sudah ke sejumlah rumah penduduk. Bahkan seorang warga setengah baya, dengan tertatih tatih membersihakan air yang masuk kedalam rumahnya.
Meski tidak memakan korban atau menimbulkan kerugian, namun rutinitas genangan air tersebut memicuh kehawatiran warga setempat. “ini hujannya kadang 30 menit sampai sejam lalu berhenti. Bagaimana jika lebih dari itu. Sementara selokan didepan rumah kami full tak mampu menampung genangan air. Makanya banjir itu selalu jadi langganan kami,” tukas Ramli (DAR/SK)