Tidak semua orang nyaman dengan hidup menetap di satu lokasi. Bagi pecandu petualangan, peneliti, atau kaum nomaden, berpindah-pindah tempat merupakan sebagian dari diri mereka.
Sebuah hobi, bila tidak mungkin disebut sebagai sebuah identitas, akan dilakukan selama memberikan kenyamanan. Karena itu Ábaton menciptakan hunian mikro, ÁPH80. Rumah ini berukuran sembilan kali tiga meter (sekitar 27 meter persegi). Meski berukuran kecil, cukup untuk menampung dua orang.
“Proporsi (rumah) ini merupakan hasil studi menyeluruh oleh tim arsitek kami. Masing-masing ruang memiliki perbedaan,” ujar Ábaton.
Bagian eksternal ditutup dengan menggunakan panel berwarna abu-abu semen. Rumah ini merupakan satu bentuk yang masif, sebuah bentuk monolitik. Namun, ketika sedang digunakan, rumah ini dapat “dibuka” sepenuhnya dengan pintu-pintu geser di bagian depan. Selain itu, masih ada jendela di sisi-sisi rumah ini.
Meski berukuran mungil, rumah ini sangat fungsional. Ruang keluarga dan dapur ditempatkan di tengah-tengah rumah. Sementara itu, kamar tidur dan kamar mandi berada di ujung. Semua kebutuhan dasar penghuni terangkum di dalamnya. Untuk menghindari rasa “terperangkap”, langit-langit dibuat cukup tinggi, yaitu mencapai 3,5 meter pada sisi tertingginya.
Setiap hunian hanya memakan waktu pembuatan selama enam minggu dan dapat dirakit dalam satu hari. Dengan proses yang relatif cepat, ÁPH80 sukses mencapai tujuannya menjadi hunian yang menyejahterakan, memberi keseimbangan lingkungan, dan kesederhanaan bagi pemiliknya.
Sumber : dezeen.com/Kompas.com/Hilda B Alexander.