Ilustrasi, pembangkit energi tenaga angin. Foto : Istimewa. |
JAKARTA, BL-Greenpeace mengapreasiasi sikap pemerintah Indonesia yang berjanji tidak akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada kunjungan ke Jepang akhir pekan lalu, mengeluarkan pernyataan, Indonesia tidak akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selama masih ada sumber energi lain.
“Presiden Yudhoyono telah berada dalam jalur yang tepat saat mengatakan akan memilih sumber listrik selain PLTN. Bahaya PLTN tidak perlu diperdebatkan lagi, dan tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat dari sumber energi terbarukan,” kata Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara Arif Fiyanto dalam siaran persnya menanggapi pernyataan Presiden SBY.
Menurut Arif, Presiden SBY harus memutuskan untuk mengakhiri semua promosi PLTN di Indonesia. “Ini harus menjadi sinyal bagi pemerintahannya untuk secara tegas mencoret rencana pembangunan PLTN di Indonesia dan segera beralih kepada pembangunan sumber-sumber energi terbarukan seperti geothermal, tenaga surya dan angin,”tandasnya.
Pernyataan SBY ini lanjut Arif, muncul di tengah upaya agresif sejumlah badan pemerintah Indonesia yang terus menerus mempromosikan pembangunan PLTN, dimana ironisnya, negara-negara pengguna seperti Jepang, Jerman dan Swiss telah memutuskan untuk menghentikan PLTN. Di Asia Tenggara, pemerintah Thailand dan Filipina juga telah menyatakan bahwa PLTN bukan jawaban yang benar dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakatnya.
“SBY juga menyatakan mendapat pelajaran dari bencana nuklir Fukushima. Indonesia harus benar-benar bangkit dan belajar dari mimpi buruk nuklir Jepang ini. Greenpeace percaya SBY akan menunjukkan visi nyata dan keberanian untuk meninggalkan semua rencana PLTN dan menghentikan promosi pendukung nuklir,”tuturnya.
Dengan beralih ke sumber energi terbarukan yang banyak dipunyai negeri ini, Indonesia bisa menghindari resiko inheren bencana nuklir.
“Jika kita terus terjebak dalam ilusi berbahaya PLTN dan kecanduan akan energi batubara kotor, kita tidak hanya mempertaruhkan masa depan Indonesia, tetapi juga membuang-buang waktu dan uang. Masa depan Indonesia dengan sumber energi bersih terbarukan sudah ada di tangan kita, kita hanya butuh keberanian untuk mewujudkan visi ini menjadi aksi nyata,” ujarnya. (Marwan Azis).