“Dari laporan sementara yang masuk ke kami sebanyak dua rumah terkena dampak gempa tersebut dengan rincian satu roboh dan satu rusak berat di Desa Nangela, Kecamatan Tegal Buleud,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar.
Saat ini petugas dari satuan pelaksana penanggulangan bencana (Satlak PB) di daerah tersebut tengah melakukan pendataan karena khawatir jumlah rumah warga yang rusak bertambah.
“Sampai saat ini kami masih siaga di Kantor BPBD untuk melakukan pendataan akibat dampak dari gempa tersebut,” kata Irwan.
Namun, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa akibat gempa tersebut. Oleh sebab itu setiap petugas baik dari tingkat desa sampai kecamatan untuk terus melakukan pemantauan dan siaga serta memberikan bantuan kepada para korban, katanya.
Selain itu, gempa itu juga menyebabkan 2 orang mengalami luka ringan atas nama Imaliyah, 6, dan Fitri, 12 di
di Desa Margaluyu Kecamatana Sagaranten.Kedua korban sudah dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan. “Info lain akan disampaikan jika ada perkembangan. Kami masih melakukan pendataan dampak gempa,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
Ia menyebutkan, getaran gempa tercatat di wilayah Jakarta sebesar dua hingga tiga mercalli modify intensity (MMI). Sedangkan di Bandung terasa dengan kekuatan hingga empat MMI.
Gempa juga dirasakan di Cisarua, Bogor, dengan kekuatan dua MMI dan tiga MMI di wilayah Pangandaran, kabupaten Ciamis. “Getaran gempa juga terasa cukup kuat di wilayah Ujung Kulon, Pelabuhan Ratu, hingga Tasikmalaya,” katanya. “Ini merupakan gempa tektonik, pusatnya di laut. Gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Sementara itu, getaran gempa yang terasa di Bogor membuat sejumlah warga berhamburan ke luar rumah. “Gempanya keceng banget, kami yang di dalam kantor langsung berlarian keluar ruangan,” kata Eka, karyawan di salah satu media cetak lokal di Kota Bogor.