Anggota Eco Diver Journalists sedang melakukan penanaman mangrove di kawasan Pulau Pramuka, Kep. Seribu, sebagai bagian dari penahan abrasi. Foto : Jekson Simanjuntak.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Tak banyak organisasi jurnalis yang secara khusus memfokuskan diri dengan isu-isu kelautan dan keragaman hayatinya. Kekayaan laut Indonesia yang sempat terabaikan, kini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Karena itu momentum itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. ituIah sebabnya Eco Diver Jornalists hadir memberi warna terhadap sumber daya kelautan.
Jam telah merujuk hampir tengah malam, ketika 11 orang jurnalis aktif itu terlihat sibuk menggagas berdirinya organisasi yang peduli dengan isu-isu kelautan. Dan pulau Pramuka, yang berada di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu didaulat sebagai lokasi deklarasi. Organisasi itu pun disepakati bernama Eco Diver Journalists (EDJ) pada 23 Mei 2015.
Dalam anggaran dasarnya, Eco Diver Journalists menegaskan bentuknya sebagai perkumpulan yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun sifatnya, independen, nirlaba dan bukan organisasi kehumasan atau organisasi advokasi lingkungan non-partisan.
Karena sifatnya itu, setiap anggota Eco Diver Journalist diharapkan mampu menghasilkan peliputan yang bermutu sesuai dengan kaidah etik jurnalistik. Selain itu, anggota EDJ juga secara tak langsung mengemban misi-misi peduli lingkungan yang terpancar dari pola hidup sehari-hari.
“Karena tak banyak yang peduli dengan isu-isu kelautan, kehadiran Eco Diver Journalists diharapkan mampu memberi warna, khususnya terkait penyebarluasan informasi yang mendorong pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan”, ujar Jekson Simanjuntak, ketua Eco Diver Journalists.
Hal itu yang menjadi visi Eco Diver Journalists. Dan untuk mewujudkan visi tersebut, EDJ menetapkan misi sebagai berikut: Meningkatkan pemahaman publik akan isu sumber daya alam kelautan melalui liputan jurnalistik yang berkualitas dan memberi dukungan peningkatan kapasitas kepada jurnalis, serta berperan aktif dalam upaya-upaya pelestarian sumberdaya alam kelautan.
Selanjutnya, untuk mencapai tujuan organisasi, EDJ akan berusaha meningkatkan kapasitas jurnalis melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan jurnalisme. Menciptakan strategi yang berorientasi masa depan untuk mendorong adanya perubahan mendasar pada cara berfikir manusia, dalam meningkatkan kesadaran lingkungan kelautan melalui praktek jurnalisme. Pun tak ketinggalan menggali sumber daya yang tersedia di dalam maupun di luar negeri untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
“Kerjasama dengan institusi/ individu yang mempunyai kepentingan serupa juga akan dilakukan”, papar Jekson yang juga hobi menyelam
Sementara itu, pihak TNC (The Nature Conservancy) yang diwakili oleh R. Jaka Setia menilai kehadiran Eco Diver Journalists sangat penting dalam menunjang upaya-upaya konservasi.
“kehadiran EDJ penting bagi pembangunan kapasitas jurnalis, khususnya yang ingin mengetahui keberagaman bawah laut indonesia”, ujar Jaka yang juga merupakan Communications Manager TNC.
Selama ini, kekayaan alam yang tidak terlihat itu merupakan potensi besar yang kerap terlewatkan. Itu sebabnya, mengapa peran jurnalis sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskannya ke masyarakat.
“Sudah saatnya ada teman-teman jurnalis hadir dan berperan aktif”, papar Jaka.
Karena sifat organisasi ini adalan non partisan dan nirlaba, maka sumber pendanaan Eco Diver Journalists berasal dari beberapa sumber, seperti: iuran anggota, bantuan, hibah atau donasi yang tidak mengikat, serta usaha-usaha lain sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
“harapannya organisasi ini bisa hidup dari peran aktif anggotanya dalam membayar iuran. Karena peran aktif anggota merupakan indikator sebuah organisasi mampu berjalan dengan baik atau tidak”, pungkas Jekson. (Red)