JAKARTA, BL-Kampanye EARTH HOUR beberapa waktu lalu merupakan aksi serentak individu, komunitas, korporasi, dan pemerintah di seluruh dunia dalam usaha mengurangi laju pemanasan global dan dampak perubahan iklim. Sejak tahun 2009 hingga 2011, EARTH HOUR menjadi kampanye lingkungan hidup terbesar dalam sejarah karena berhasil meraih 1,8 milyar pendukung dari 5.251 kota di 135 negara, dan memadamkan 1.775 ikon global. Tahun ini, EARTH HOUR keempat kalinya diselenggarakan di Indonesia. WWF-Indonesia bersama Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengajak publik Jakarta untuk berpartisipasi mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak sedang dipakai selama 1 jam pada hari Sabtu, 31 Maret 2012, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). “Saya bangga semakin banyak masyarakat Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia menjadi bagian dari gerakan lingkungan hidup terbesar di dunia ini. Sebagai komitmen Pemerintah Propinsi DKI Jakarta terhadap lingkungan hidup, saya nyatakan Jakarta siap mewujudkan pola hidup warganya untuk hemat energi dan ramah lingkungan. Dan, saya juga mengajak seluruh kota-kota di Indonesia berpartisipasi dalam EARTH HOUR 2012.” ujar Fauzi Bowo beberapa waktu lalu. Jakarta kembali meneruskan komitmen memadamkan lampu di 5 (lima) ikon kota, lampu sepanjang jalan utama, dan papan reklame milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta pada hari Sabtu, 31 Maret 2012, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat), yaitu: Gedung Balai Kota Propinsi DKI Jakarta, Monas dan air mancurnya, Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, air mancur Arjuna Wiwaha, patung Pemuda, lampu jalan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman – Jalan MH Thamrin, lampu jalan sepanjang Jalan Gatot Subroto – Jalan HR Rasuna Said dan lampu papan reklame milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Selain itu, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta juga mengeluarkan surat himbauan kepada para pemilik atau pengelola gedung-gedung sepanjang Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan HR Rasuna Said, untuk berpartisipasi dalam gerakan ini dan menjadikannya sebagai kebijakan yang berpihak pada efisiensi energi. Untuk mendukung inisiatif ini, sejumlah mitra korporasi WWF-Indonesia menyatakan komitmennya terhadap EARTH HOUR dan akan memadamkan gedung, pabrik, papan reklame, dan secara sukarela mengajak rekanan, staf, konsumen, dan masyarakat dalam jejaring kelompok mitra korporasi tersebut untuk juga berpartisipasi di EARTH HOUR 2012. Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, turut mendukung EARTH HOUR 2012 dengan memadamkan kompleks Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan sepanjang Jalan Mangkubumi (Malioboro), melalui Titik Nol hingga ke Tugu. “Perlu diingat, keberhasilan EARTH HOUR bukan hanya diukur dari penghematan hari ini saja, melainkan bagaimana menjadikan gaya hidup hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari. Mari gaungkan pesan ini agar menjadi sebuah gerakan perubahan,” kata Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia, menegaskan, “EARTH HOUR adalah momentum yang tepat untuk mengingatkan masyarakat pada emisi karbon dioksida yang dihasilkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan kontribusinya kepada perubahan iklim. Peran serta masyarakat melalui perubahan gaya hidup merupakan kontribusi signifikan dalam aksi global ini.” “Jakarta harus menjadi contoh pergerakan ini karena memiliki potensi besar penghematan energi, termasuk menjadi salah satu kota pelopor gerakan orang muda. Di luar dugaan, dari aksi yang awalnya ditargetkan di 7 (tujuh) kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Surabaya, kini telah menjadi aksi bersama di total 26 kota di Indonesia”, pungkasnya. Foto : Firman Ramadhy/WWF. Naskah : Jekson Simanjutak | Jakarta |