SURABAYA, BL- Setidaknya dibutuhkan sebesar Rp 25,95 milyar untuk membantu rehabilitasi rumah yang tidak layak huni di sekitar Gunung Kelud, Jawa Timur dengan asumsi Rp 6 juta per rumah.
Jumlah rumah rusak yang terdata sebanyak 8.452 rumah di Kabupaten Kediri, Blitar, Malang. Dari jumlah tersebut sebanyak 4.325 rumah (belum terklasifikasi RB, RS, RR). Estimasi biaya berdasarkan asumsi Program RS-RTLH (Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni) sebesar Rp 6 Juta per rumah, sehingga dibutuhkan sementara biaya sebesar Rp. 25,95 Milyar. Data tersebut terungkap dalam rapat koordinasi pada 23 Februari 2014 di Gedung Grahadi Surabaya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Ia juga mengungkapkan, penetapan data pengungsi per 23 Februari 2014, sebanyak 3.896 jiwa masih mengungsi yaitu di Kabupaten Kediri 1.765 jiwa, Kabupaten Malang 1.879 jiwa, Kabupaten Jombang 252 Jiwa. Sebanyak 79.778 jiwa pengungsi sudah pulang ke rumah.
Sedangkan pemenuhan air bersih di tempat pengungsian Kabupaten Kediri, hidran umum 57 unit, dan saat ini tersedia 45 unit akan dipasang di lokasi pengungsi yang sudah kembali ke rumah. Untuk mengisi air bersih dilayani 11 truck tanki air oleh PDAM. Di Kabupaten Malang sudah terpasang 50 unit hidran umum dilayani 23 truck tanki air oleh PDAM Kabupaten Malang. Pemenuhan MCK tahap pasca bencana Kemenpera akan membantu MCK Komunal sesuai kebutuhan lokasi kelompok rumah.
BNPB sudah memberikan bantuan dana siap pakai Rp 4 milyar dan bantuan logistik peralatan senilai Rp 3,8 milyar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan membantu memperbaiki rumah yang rusak berat akibat letusan Gunung Kelud.
“Bagi rumah yang rusak berat, pemerintah akan memberikan bantuan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mengunjungi posko pengungsi Gereja Kristen Jawi Wetan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (17/2) lalu. (Wan)