JAKARTA, BL- Hujan terus menerus menjadi banjir besar di Ibukota. Kota yang pernah disebut Paris dari Timur ini, setiap lima tahun menjadi kolam besar. Dan korban berjatuhan.
Di Terminal Kampung Melayu , banjir menyebabkan banyak kendaraan umum memilih memutar balik sebelum sampai ke terminal untuk menghindari air yang menggenang , di Jalan Jatinegara Barat ketinggian air mencapai paha orang dewasa. Tidak hanya itu, Bundaran HI ikon Kota Jakarta sampai ikut-ikutan diserbu banjir.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai tanggal 17 Januari 2012 ini ada 500 RT dan 203 RW di 68 Kelurahan yang tersebar di 25 Kecamatan di DKI Jakarta yang terkena genanagan air.
Banjir Jakarta ini menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Kalangan pengusaha memperkirakan sedikitnya Rp 500 miliar terbuang akibat lumpuhnya kegiatan bisnis akibat jalur distribusi dan logistik yang terganggu. Kerugian ekonomi,”kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Sarman Simanjorang, “bisa mancapai Rp 1 miliar sampai Rp 1,5 miliar per jam. Malahan kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi, memperkirakan kerugian bisa terus bertambah, “Pabrik tutup, kantor tutup. Ini parah sekali,” ujarnya.
Selain materi yang hilang, hingga Kamis sore (18/1), tercatat ada lima nyawa orang yang juga hilang akibat banjir di DKI Jakarta. Korban tewas diakibatkan karena tersengat aliran listrik, hanyut dan terjatuh. Ada 94.624 orang atau 25.276 keluarga yang terkena dampak banjir dan ada 15.423 orang korban pengungsi sebaran pengungsi tersebar di 68 titik dengan jumlah bervariasi. Di Jakarta Timur pengungsi 7.196 jiwa, Jakarta Selatan 3.147 jiwa, Jakarta Pusat 1.268 jiwa, Jakarta Barat 2.912 jiwa dan Jakarta Utara 900 jiwa.
Curah hujan di Jakarta ternyata tidak karena curah hujan yang tinggi seperti yang orang-orang sangka .Curah hujan di Ibukota beberapa hari ini apabila dibandingkan dengan curah hujan yang menyebabkan banjir di tahun 2007 malahan jauh lebih kecil. Menurut catatan Badan Meteorologi , Kilimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan harian tertinggi pada selasa dan rabu lalu hanya 100 milimeter.
Sedangkan pada Januari 2007 mencapai 340 milimeter.Curah hujan di kawasan Puncak juga lebih kecil dibandingkan lima tahun lalu. Ketika itu curah hujan tertinggi di Puncak menembus 640 mm. Adapun curah hujan maksimum harian saat ini adalah 136 mm.
Laporan dari BMKG menyatakan hujan berintensitas sedang masih berpotensi melanda Jakarta sampai pekan depan. Dalam analisanya, BMKG menyebutkan hujan dipicu aktivitas Monsun Asia yang diprediksi masih akan berlangsung sampai 2 atau 3 hari mendatang.
Selain itu adapula peningkatan kecepatan angin dan Tinggi gelombang laut di Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Flores, Laut Timor, Laut Sawu, dan Laut Banda. Karena itu, untuk jangka waktu tiga hari ke depan potensi curah hujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya relatif cukup tinggi, terutama akan adanya curah hujan yang terjadi pada malam menjelang pagi hari. BELLINA ROSELLINI