Potret banjir di Gorontalo.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Cuaca ekstrem kembali menguji ketangguhan sejumlah daerah di Indonesia. Dalam 24 jam terakhir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lima kejadian bencana yang tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan, mulai dari banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, hingga kebakaran lahan.
Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan bahwa bencana-bencana tersebut menjadi sinyal penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan, khususnya di masa peralihan musim yang rentan memicu cuaca ekstrem.
“Fenomena bencana yang terjadi dalam satu hari ini mencerminkan bahwa kesiapsiagaan harus jadi budaya. Kita tidak bisa lengah di tengah perubahan cuaca yang cepat dan tak menentu,” ujar Abdul Muhari di Jakarta (02/07/2025).
Puting Beliung di Lampung Selatan
Angin kencang melanda Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, pada Sabtu (28/6), menyebabkan 82 rumah rusak dan dua tempat ibadah terdampak. Tiga desa terkena dampak: Bangun Rejo, Taman Sari, dan Sumber Nadi.
Tim BPBD bergerak cepat mengevakuasi pohon tumbang dan membersihkan puing. Situasi kini sudah terkendali, namun masyarakat diminta tetap waspada.
Longsor di Kendari
Hujan deras memicu tanah longsor di empat kecamatan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, termasuk Abeli dan Mandonga. Sedikitnya 15 rumah dan satu sekolah terdampak.
Material longsor dibersihkan bersama warga secara gotong royong. Hujan ringan hingga sedang masih berlangsung, proses pendataan terus dilakukan.
Kekeringan di Bima
Di sisi lain, Kabupaten Bima, NTB, mengalami kekeringan akibat kerusakan mesin pompa air PDAM. Sebanyak 163 KK kesulitan air bersih.
BPBD setempat telah mendistribusikan 55.000 liter air bersih. Abdul Muhari menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur dasar, terutama dalam menghadapi musim kemarau.
Kebakaran Lahan di Banjarbaru
Sementara itu, lahan semi gambut di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terbakar seluas tiga hektar. Api masih aktif di beberapa titik.
Akses menuju lokasi cukup sulit, namun BPBD telah mengerahkan satu unit water supply dan mobil pemadam untuk mengendalikan api.
Banjir di Gorontalo
Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Marisa di Kabupaten Gorontalo. Sebanyak 581 jiwa terdampak, ratusan rumah terendam.
Meski banjir sudah surut, fasilitas umum seperti pasar dan fasilitas kesehatan ikut terdampak, menyisakan pekerjaan pemulihan yang cukup besar.
Antisipasi dan Imbauan BNPB
Menghadapi kondisi ini, BNPB mengimbau masyarakat agar selalu siaga. Langkah sederhana seperti membersihkan saluran air, memeriksa kondisi rumah, memangkas pohon rawan tumbang, dan mempersiapkan rencana evakuasi dapat menyelamatkan jiwa saat bencana datang.
“Kami mendorong masyarakat untuk terus mengikuti informasi cuaca resmi, dan menjadikan kesiapsiagaan sebagai gaya hidup, bukan hanya respons sesaat,” tutup Abdul Muhari.
Fenomena bencana yang beragam dalam satu hari menunjukkan bahwa bencana tidak hanya terjadi di musim hujan, tetapi juga di musim kemarau. Indonesia perlu memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan semua elemen kebencanaan untuk membangun ketangguhan yang berkelanjutan (Marwan Aziz).