Di kaki Gunung Cycloop terdapat Danau Sentani, Cycloop sebagai sumber Air dan Sumber Hidup Bagi Masyarakat. Foto : pesona id) |
Hari-hari belakangan ini orang ramai memperbincangkan nama Cagar Alam Cycloop, rasanya nama tersebut jarang disebutkan dan juga ditulis, kalau bicara kawasan konservasi di Papua, pasti kita familiar dengan nama Taman Nasional Lorenz, yang merupakan taman nasional yang terbesar. Tapi Cycloop, rasanya hampir jarang orang menulisnya.
Pegunungan Cycloop atau biasa dikenal dengan Pegunungan Dobonsolo atau masyarakat adat di Sentani menyebutnya Pegunungan Robhong Holo, adalah sebuah jajaran pegunungan yang berada di Provinsi Papua.
Danau Sentani. |
Panjang Pegunungan Cycloop sekitar 36 Kilometer membentang dari barat ke timur. Secara adminitratif Pegunungan Cycloop terletak pada di wilayah administrastif Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
Disebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik Selatan, Lembah Danau Sentani di sisi selatan, Teluk Tanah merah di sebelah barat dan disebelah timur terdapat Teluk Yos Sudarso. Pegunungan Cycloop sangat jelas terlihat dari Kota Sentani kearah utara.
Pegunungan Cycloop memiliki beberapa puncak tertingginya, antara lain:
1. Gunung Dafonsoro (1.580 Mdpl)
2. Gunung Butefon (1.450 Mdpl)
3. Gunung Robhong (1.970 Mdpl)
4. Gunung Haelufoi (1.960 Mdpl)
5. Gunung Rafeni (1.700 Mdpl)
6. Gunung Adumama (1.560 Mdpl)
Asal Mula Cycloop
Bagi masyarakat adat Sentani, Pegunungan Cycloop dikenal dengan sebutan Robhong Holo yang berasal dari sebuah legenda dimana ada seorang perempuan bernama Rhobong yang pergi ke bagian utara, bertemu dengan seorang laki-laki bernama “Haelufoi”. Setelah itu keduanya (Robhong dan Haelufoi) menghilang dan tidak diketahui lagi keberadaannya.
Untuk mengenal wujud keduanya dalam bentuk fisiknya, Puncak Gunung Dobonsolo bagian Timur adalah Haelufoi (Laki-Laki/Suaminya), sedangkan Puncak Gunung Dobonsolo bagian Barat adalah Robhong (Perempuan/Istrinya).
Kata Siklop atau Cycloop berasal dari kata “Cycoon Op” lalu menjadi “Cycloop”. Apa itu Cycoon Op atau Cycloop? Cycloop sebenarnya suatu perubahan penyebutan saja.
Sebenarnya Cycloop itu berasal dari kata bahasa Belanda yakni “Cycoon Op” yang terdiri dari kata “Cycoon “ yang berarti “awan kecil yang terpecah-pecah” dan “Op” yang berarti “puncak”, Jadi kata Cycoon Op berarti awan-awan kecil yang berada di bawah atau di atas puncak gunung itu.
Awan-awan kecil ini sering kita lihat di sekitar Gunung Cycloop pada saat angin bertiup. Dalam bahasa Yunani “Cycloop” berarti raksasa bermata satu.
Cagar Alam
Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Kawasan penyangga di depan pos yang dijadikan lahan tambang. Foto: Angela Flassy |
Pegunungan Cycloop ditunjuk sebagai Cagar Alam (CA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 56/Kpts/Um/1/1978 tanggal 26 Januari 1978 dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 365/Kpts-II/1987 tanggal 18 Nopember 1987 dengan luas 22.500 Ha.
Pegunungan Cycloop terdiri dari 5 tipe ekositem utama yaitu Hutan Hujan dataran rendah (Lowland Rainforest), Hutan Pegunungan (Mountain Forest), Hutan Sekunder (Secondary forest), Padang Rumput (Grassland).
Seluruh ekosistem merupakan ekosistem alami. Potensi Flora dalam kawasan ini adalah Pometia sp, Instia bijuga, Anisoptera sp, Dilennia sp, Dracontomelon sp,Firmiana sp, Callophylum sp, Myritica sp, Araucaria cuninghammi, Castanopsis sp, Querqus spp,Sapotaceae (Burcella magusun), Callophylum carii, Ficus spp dan Syzybium spp.
Foto : Een Irawan Putra/Rekam Nusantara. |
Kawasan konservasi ini juga memiliki beberapa jenis Anggrek seperti Anggrek Hitam (Dendrobium lasianthera), Anggrek besi, (D.violaceoflavens), Anggrek Jamrud Hitam (D. macrophyllum var. gigantheum), Anggrek Jamrud Kuning (D. macrophyllum A. rich), Anggrek Kuning (D. connotum), Anggrek Dasi (Bulbophyllum sp), Anggrek Nenas (D. smilliae), Anggrek Kelinci (D. antenatum), Anggrek Kantung (Paphiopedillum violascens).
Tak kaya dengan flora, kawasan ini juga memiki potensi fauna yang ada antara lain Kakatua Raja (Pobosciger atterimus), Paradisea minor,Palanger sp, Lorius domicella, Cacatua galerita triton, Dendrolagus sp, Goura victoria,Ornitophera sp, Electus rotatus, Casuarius sp serta beberapa jenis Kelelawar.
Salah satu jenis hewan karnivora berkantong yang ditemukan di kawasan ini adalah Dasyrys albopunctatus. Pegunungan Cycloop juga memiliki beberapa air terjun diantaranya yang paling terkenal adalah Air Terjun Cycloop.
Banjir bandang yang terjadi di Sentani, Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3) pukul 21.30 waktu setempat telah merengut nyawa 89 orang dan 74 dilaporkan hilang, menyadarkan kita semua akan pentingnyanya menjaga alam, padahal sebelumnya Jerat Papua, sebuah organisasi lingkungan di Papua, pernah mencatat ada banyak aktivitas yang bakal menimbulkan persoalan bagi Sentani atas berbagai aktivitas di sekitar Cagar Alam Cycloop :
1. Pemukiman di areal Cagar Alam Cycloop telah tumbuh dan berkembang, bahkan tahun 2014 teridentifikasi ada 11 kampung yang sudah merubah wajah Cagar Alam tersebut, bahkan Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura menyebutkan bahwa terjadi hampir lebih dari 1.000 hektar lahan kritis tiap tahun akibat pemanfaatan Cagar Alam.
2. Kemudian selain perumahan yang sudah terbentuk, juga penebangan pohon yang dilakukan untuk kebutuhan perumahan tersebut, juga menjadi pemicu rusaknya cagar Alam tersebut.
3. Pembukaan lahan perkebunan dan pembuatan arang juga memberikan kontrbusi kerusakan bagi CA Cycloop. Karena adanya pemukiman tentu masyarakat membutuhkan pendapatan dari berkebun dan pembuatan arang . Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari , biaya pendidikan dan kesehatan.
4. CA Cycloop sebagai pasokan air bersih warga Jayapura dan air ke Danau Sentani ternyata dari tahun ke tahun mengalami persoalan, bahwa jumlah debit air yang ada di Gunung Cycloop sebenarnya hanya sedikit, tetapi sangat terbantu dengan banyaknya pepohonan di sana yang berfungsi menyimpan air, sehingga selama ini bisa dioptimalkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat. Sekarang ini, pepohonan sudah banyak yang ditebang, kalau kondisi ini terus terjadi, dikhawatirkan masyarakat akan kehilangan sumber air bersih utama selama ini. Dari 38 sungai kecil yang ada di Gunung Cycloop, saat ini yang terus mengalirkan air tinggal 4 sungai saja.
5. Pembangunan perkantoran ataupun fasilitas lainnya yang berada diwilayah CA Cycloop diduga terdapat perkantoran yang dibangun diatas kawasan penyangga CA Cycloop yakni perkantoran milik pemerintah dan militer.
6. Dengan adanya pengusaan tanah ulayat oleh masyarakat adat maka terjadi permasalahan pengelolaan sumber daya alam berupa galian C. Terdapat beberapa Galian C yang dibuka bekerja sama dengan masyarakat adat dalam pengelolaannya.
7. Munculnya konflik penguasaan tanah kawasan Cagar Alam Cycloop antara masyarakat adat dengan pemerintah. Karena saat penetapan kawasan CA Cycloop tidak melibatkan masyarakat adat namun sepihak. Masyarakat adat tetap mengklaim tanah tersebut adalah tetap milik masyarakat adat sebagai tanah ulayat. Sedangkan disisi lain pemerintah kota/kabupaten berpegang pada SK Menhut No 365/Kpts-II/1987 tanggal 18 Nopember 1987 mengenai penetapan kawasan Cagar Alam Cycloop. Sementara konflik lainnya terkait penguasan tanah adalah antara masyarakat adat pemilik hak ulayat Pegunungan Cycloop dengan masyarakat adat dari luar yang bermukim di areal pegunungan Cycloop.
8. Adanya tambang Galian C yang beroperasi, karena pembangunan dalam bentuk fisik tentu membutuhkan material. (Trinimalaningrum).