Berpangkat sebagai Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati bakal nongol di pertemuan perubahan iklim dunia COP 17 UNFCCC di Durban, Afrika Selatan selama 2 hari. Di sana, Sri Mulyani akan menegaskan minat Bank Dunia berkecimpung dalam investasi teknologi terbarukan, yang dalam Protokol Kyoto masuk grup CDM alias teknologi rendah karbon.
Sri Mulyani direncanakan hadir dari tanggal 6-8 Desember 2011, sebagai ketua Delegasi Grup Bank Dunia, bersama-sama Wakil Presiden Pembangunan Berkelanjutan Rachel Kyte, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim Andrew Steer dan Wakil Presiden International Finance Corporation, Rashad Kaldany.
Selama di Durban, mantan Menteri Keuangan Indonesia ini akan menjelaskan apa-apa saja pelajaran yang diperoleh Bank dunia dari pelaksanaan aksi pencegahaan perubahan iklim selama ini. Selain itu, wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 ini akan bertemu dengan para pemimpin delegasi-delegasi dalam pertemuan bilateral untuk membahas berbagai target energi terbarukan yang diajukan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, membahas isu teknologi pertanian dengan mantan sekjen PBB Kofi Annan, menandatangani perjanjian keuangan baru dengan Program Solar Maroko dan menegaskan komitmen Bank Dunia untuk aksi perubahan iklim.
“Perubahan iklim mengancam banyak pertumbuhan pembangan selama 20 tahun terakhir ini dan taruhannya besar. Durban perlu bergerak menuju perjanjian perubahan iklim yang membantu dunia semakin menuju perjanjian yang pro kemiskinan dan bagus untuk pertumbuhan,” kata Sri dalam keterangan pers Bank Dunia.
Bank Dunia sekarang sudah ikut campur dalam pembiayaan aksi perubahan iklim di 130 negara termasuk Indonesia. Isu ini semakin genting, setelah Uni Eropa ngambek mengancam angkat kaki dari UNFCCC jika program teknologi rendah karbon alias CDM benar-benar dihilangkan dari Protokol Kyoto sesi kedua. (Veby Mega Indah).