Ilustrasi lahar dingin dari Gunung Gamalama. Foto : okozone |
TERNATE, BL- Banjir lahar dingin dari Gunung Gamalama yang melanda sejumlah lokasi di Kota Ternate, Maluku Utara, pada Rabu dinihari (9/5) mengakibatkan 4 orang meninggal dunia. Sementara itu 10 orang warga dikabarkan hilang dan 15 luka-luka.
Banjir lahar dingin yang terjadi pada pukul 02.00 WIT melalui Sungai Tubo hingga Dufa-Dufa yang meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Dufa-Dufa Kecamatan Ternate Utara, Kelurahan Takoma Kecamatan Ternate Selatan, dan Kelurahan Salahudin Kecamatan Ternate Tengah.
Saat ini sebagian warga yang rumahnya rusak akibat banjir lahar telah diungsikan ke eks-Kantor Gubernur Maluku Utara 24 KK (113 jiwa) dan aula SMK Negeri 2 Ternate 34 KK(171 jiwa). Kerusakan rumah terjadi di 11 kelurahan berjumlah 188 unit rumah, dengan perincian: 15 rumah rusak total, 70 rumah rusak berat, dan 103 rumah rusak ringan.
Jumlah pengungsi telah mencapai 58 kepala keluarga (KK) atau 284 jiwa. Kerusakan infrastruktur meliputi 2 jembatan rusak total yaitu di Desa Daulasi dan Desa Air Tege-Tege, dan 2 jembatan rusak ringan di jembatan STM Kelurahan Dufa-Dufa dan Akesako Kelurahan Akehuda.
“Banjir lahar pada Rabu dini hari tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan banjir serupa pada 27 Desember 2011, pasca letusan Gunung Gamalama”, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kepada beritalingkungan.net
Lahar yang dibawa banjir merupakan sisa letusan Gunung Gamalama pada Desember 2011 yang selama ini tertahan di puncak dan lereng gunung tersebut. Hingga saat ini status Gunung Gamalama yang terletak di Pulau Ternate ini masih Waspada (level II).
BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate bersama TNI, Polri dan instansi terkait telah melakukan evakuasi masyarakat yang terkena bencana. Korban hilang masih dilakukan pencarian.
“Bantuan logistik bagi masyarakat yang terkena bencana sedang disiapkan BPBD bersama instansi lainnya”, pungkasnya. (Jekson SImanjuntak)