Sampah seperti plastik dapat membantu hewan non-asli seperti moluska mencapai Antartika dari benua dan pulau-pulau di selatan. Foto : UNSW Sydney/Hannah Dawson.
ANTARTIKA, BERITALINGKUNGAN.COM–Ekosistem unik di Antartika kini menghadapi ancaman serius dari sampah laut yang membawa spesies invasif.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa plastik dan puing-puing organik dapat membawa spesies non-asli ke perairan Antartika, mengancam keseimbangan alam di wilayah tersebut.
Penelitian yang diterbitkan dalam Global Change Biology oleh para ilmuwan dari UNSW Sydney, ANU, University of Otago, dan University of South Florida menunjukkan bahwa benda-benda yang mengapung di laut dapat mencapai perairan Antartika dari lebih banyak sumber dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.
“Semakin banyaknya sampah plastik dan puing buatan manusia di lautan meningkatkan peluang biota untuk mencapai Antartika,” kata Dr. Hannah Dawson, penulis utama studi ini yang saat ini berbasis di University of Tasmania seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman unsw.edu.au (23/08/2024).
Spesies non-pribumi, termasuk berbagai invertebrata laut kecil, dapat mencapai Antartika dengan menumpang benda-benda terapung seperti rumput laut, kayu apung, batu apung, dan plastik.
Sebelumnya, para ilmuwan berpikir spesies ini hanya datang dari pulau-pulau terpencil di Samudera Selatan. Namun, penelitian baru ini menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai garis pantai Antartika dari semua benua di belahan bumi selatan.
Profesor Crid Fraser dari University of Otago, salah satu penulis studi ini, menjelaskan bahwa spesies rumput laut besar seperti Southern bull kelp dan giant kelp dapat membawa dampak besar pada ekosistem laut Antartika jika berhasil menjajah wilayah tersebut.
“Rumput laut ini bisa menciptakan habitat seperti hutan bawah laut untuk banyak hewan kecil, yang dapat mereka bawa selama perjalanan panjang menuju Antartika,” katanya.
Melalui pemodelan arus permukaan laut dan data gelombang dari tahun 1997 hingga 2015, tim peneliti melacak pergerakan puing-puing terapung dari berbagai sumber di belahan bumi selatan menuju Antartika.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar objek terapung ini mencapai ujung Semenanjung Antartika, wilayah yang memiliki suhu laut yang relatif hangat dan sering kali bebas es, membuatnya menjadi area yang rentan terhadap kedatangan spesies non-pribumi.
Penurunan dramatis es laut Antartika dalam beberapa tahun terakhir memperburuk kekhawatiran ini. Es laut yang biasanya bersifat abrasif dan menjadi penghalang alami untuk kedatangan spesies non-pribumi kini semakin berkurang, memungkinkan benda terapung dan organisme yang menumpang untuk dengan lebih mudah mencapai benua tersebut.
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana perubahan iklim dan polusi laut dapat berdampak signifikan pada ekosistem Antartika yang rapuh, dan menekankan pentingnya upaya konservasi global untuk melindungi wilayah ini dari ancaman yang terus berkembang (Marwan Aziz)