Ketgam : Bangunan rumah makan milik Musnainiah, 36, warga Desa Alue Bili Rayeuk, Kecamatan Baktia Aceh Utara, roboh diterjang angin kencang. Padahal rumah tersebut baru selesai dibangun dengan biaya puluhan juta rupiah. Foto Harian Aceh.
Banda Aceh | Harian Aceh – Angin kencang memporak–porandakan sejumlah daerah di Aceh, Kamis (27/8) malam. Bencana itu menghancurkan puluhan rumah di Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Bireuen.
Pantauan Harian Aceh di Aceh Utara, Jumat (28/8), musibah tersebut menimpa Kecamatan Lhoksukon, Kuta Makmur, Baktia, dan Samudera. Di Desa Bintang Hu, Kecamatan Lhoksukon, dua unit rumah warga rusak total akibat tertimpa pohon mangga yang tumbang. Salah satunya, rumah milik Syarbaini, 40, janda dhuafa dengan empat anak. Bahkan, ia beserta empat anaknya ikut cidera akibat tertimpa reruntuhan rumah saat sedang berbuka puasa.
“Saat angin kencang disertai hujan itu datang, kami sedang berbuka puasa di ruang tengah. Ketika terdengar suara gemuruh, saya sempat meminta anak–anak agar duduk berdekatan di pinggir pojok rumah. Setelah itu, terdengar suara rumah runtuh. Saya kira akibat terjangan angin, ternyata rumah runtuh akibat tertimpa pohon mangga di samping rumah yang tumbang,” tuturnya.
Di tengah angin kencang, ia berlari keluar rumah untuk menyelamatkan anak–anaknya. Namun anaknya yang masih berumur empat tahun, Azis Munandar, tertimpa balok kayu pondasi rumah. “Saya pikir dia sudah lari keluar rumah, ternyata kakinya sudah duluan tertimpa kayu. Dengan bersusah payah saya mencoba melepaskan jepitan kayu itu dan akhirnya kami pun mengungsi ke rumah tetangga,” sebutnya.
Hal serupa menimpa rumah milik Muzakir Dahlan, 36, warga desa yang sama. Rumah setengah permanen itu hancur total, terutama di bagian dapur, ruang tengah, dan setengah atap seng ikut ambruk ke tanah. Bahkan istri Muzakir sempat terkena buah kelapa di bagian bahunya. “Melihat anginnya yang terlalu kencang, saya mempunyai firasat akan terjadi musibah besar, apalagi di sekeliling rumah saya banyak terdapat pohon kelapa,” ujarnya. Akibatnya, keluarga itu kini harus mengungsi ke rumah tetangga.
Geuchik Bintang Hu, Anwar Abib, mengatakan perihal bencana itu sudah dilaporkan ke pihak Muspika. Menurutnya, beberapa rumah lainnya juga mengalami kerusakan namun terbilang ringan. “Saya mengharapkan bantuan dari Pemda akan segera tiba, mengingat kedua rumah yang rusak total merupakan milik warga miskin,” harapnya. Diperkirakan, kerugian materi kedua rumah itu mencapai Rp80 juta.
Di Desa Alue Bili Rayeuk, Kecamatan Baktia, satu unit rumah makan milik Musnainiah, 36, yang baru saja dibangun ikut roboh. Kerugian ditaksir mencapai Rp 40 juta. “Rumah makan ini baru saja saya bangun dan rencananya sebelum lebaran akan saya buka, namun musibah angin semalam membuat bangunan roboh dan pagar sekelilingnya rusak akibat ditimpa reruntuhan,“ sebut Musnainiah.
Di kecamatan sama, di Desa Kreung Lingka Barat, satu unit rumah milik Sapiah, 60, janda dhuafa, juga ikut tertimpa pohon Asan dan mengenai bagian belakang rumah berkontruksi kayu itu. “Saya belum mendapat laporan langsung dari korban, namun saya sudah melihat langsung kondisinya. Karena yang terkena orang miskin saya berharap dinas terkait bisa segera menyalurkan bantuan kepada korban,” ujar Usman Ahmad, geuchik setempat.
Kepala Taruna Siaga Bencana (Tagana) Aceh Utara Amiruddin Saifuddin menyebutkan, saat ini ada sejumlah titik korban bencana alam yang sudah terdata pihaknya. Selain di Kecamatan Baktia dan Lhoksukon, tiga rumah warga di Desa Ceumpedak, Kecamatan Kuta Makmur, juga dilaporkan rusak total. Selanjutnya satu unit rumah di Desa Matang Puntong Kecamatan Samudera ikut rubuh terkena pohon tumbang. “Saat ini petugas sedang meluncur ke lokasi guna memberikan bantuan masa panik,” ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya terus mengumpulkan data terkait korban angin kencang yang terjadi hampir di seluruh kecamatan di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe. Untuk sementara pihaknya akan menyalurkan bantuan masa panik berupa bahan makanan. “Apabila dibutuhkan bantuan tambahan akan disalurkan pada tahap selanjutnya,” katanya.
Angin kencang juga menjangkau wilayah Kabupaten Bireuen. Akibatnya, 50 lebih rumah berbagai tipe di bagian Barat kabupaten penghasil keripik pisang itu rusak akibat tertimpa pohon.
Selain menimpa puluhan rumah, sejumlah pohon tumbang ke badan Jalan Banda Aceh-Medan di beberapa lokasi di Simpang Mamplam, sehingga lalu lintas sempat macet. Namun masyarakat bergotong royong memindahkan batang pohon hingga lalu lintas dapat kembali lancar.
Sebelumnya di Lhokseumawe dilaporkan, puluhan rumah warga berat akibat tertimpa pohon saat terjadinya angin kencang yang diduga angin topan, beberapa saat menjelang tiba waktu berbuka puasa, Kamis (27/8). Dampak lainnya, listrik PLN padam. Arus lalu lintas di jalan masuk ke pusat kota Lhokseumawe sempat macet karena banyaknya pohon yang tumbang ke badan jalan.
Di Aceh Besar
Hujan deras yang diselingi angin kencang pada Jumat sekitar pukul 14.30 WIB juga menerbangkan atap rumah bantuan BRR Aceh-Nias yang dihuni keluarga Nurhalimah, 50, di Lam Ujung, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Kepala komplek, Zainal AB menyatakan atap seng yang diterbangkan angin itu bagian teras dan ruang tamu rumah tipe 36 tersebut. Bahkan, setengah dari atap rumah secara keseluruhan rusak.
“Sebagian seng ada yang diterbangkan beberapa meter, ada juga yang masih tersangkut di atap, dan ada juga yang jatuh ke dalam rumah,” kata Zainal, kemarin.
Usai kejadian itu, beberapa warga setempat memberanikan diri ke luar rumahnya guna membantu menyelamatkan barang-barang milik Nurhalimah.(Harian Aceh)