
PADANG, BERITALINGKUNGAN.COM– Menyambut bulan suci Ramadhan, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar dua kegiatan utama yang berfokus pada pemanfaatan hutan secara berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran dan aksi nyata terhadap pelestarian lingkungan sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Agenda pertama digelar melalui Workshop Pemanfaatan Hutan bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Hutan: Menjaga Keseimbangan Ekologi dan Kesejahteraan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada 20-21 Februari 2025 di Hotel Santika, Padang, Sumatera Barat, dengan dihadiri 100 peserta dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sumatera Barat.
Sejumlah narasumber hadir dalam workshop ini, termasuk Khalifah Muhammad Ali (Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor), Catur Endah Prasetyani (Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI), dan Mgo Senatung (Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan Dinas Kehutanan Sumatera Barat).
Mereka membahas strategi pemanfaatan hutan berbasis masyarakat yang tetap menjaga fungsi ekologisnya.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, dalam sambutannya menekankan pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. “Pemanfaatan hutan harus dilakukan dengan bijak agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Muhammadiyah siap berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya melalui keterangan persnya yang diterima Beritalingkungan.com (24/02/2025).
Sementara itu, Ketua MLH PP Muhammadiyah, M. Azrul Tanjung, menegaskan bahwa peran organisasi masyarakat sangat vital dalam mendukung hutan lestari. “Kita ingin mendorong umat untuk lebih aktif dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dan ramah lingkungan,” katanya.
Ancaman deforestasi yang semakin meningkat menjadi salah satu alasan utama digelarnya workshop ini. MLH PP Muhammadiyah memandang perlunya pemanfaatan hutan yang tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga tetap menjaga keseimbangan ekologi dan keberlanjutan sumber daya alam bagi masyarakat lokal (Marwan Aziz).