
Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama menyebabkan banjir yang mengakibatkan terendamnya Desa Air Lintang, di Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, pada Sabtu (15/6). Foto: BPBD Kabupaten Muara Enim.
SUMSEL, BERITALINGKUNGAN.COM– Banjir hebat melanda Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama empat jam pada Sabtu (15/2) pagi.
Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan yang cukup signifikan, dengan 333 kepala keluarga (KK) dan 333 unit rumah terendam banjir di Desa Air Lintang, Kecamatan Muara Enim.
Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyatakan bahwa hujan deras yang dimulai pada pukul 09.43 WIB itu menyebabkan saluran air meluap, sehingga air menggenangi pemukiman warga. “Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi warga dan pihak terkait dalam upaya penanggulangan banjir, namun kami mengapresiasi cepatnya koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim dan instansi terkait lainnya,” jelas Abdul.
Setelah terjadi banjir, BPBD setempat langsung melakukan pendataan dan kaji cepat untuk mengidentifikasi area yang paling terdampak. Abdul Muhari menambahkan bahwa meski kondisi banjir sudah surut total pada Minggu (16/2), warga dan petugas setempat masih sibuk membersihkan material sampah dan lumpur yang tertinggal pascabanjir.
“Proses pembersihan ini sangat penting, namun harus dilakukan dengan hati-hati. BNPB mengimbau semua pihak, terutama warga, untuk menjaga kesehatan dan kewaspadaan terhadap potensi penyakit yang dapat muncul akibat sampah dan lumpur yang terbawa oleh banjir,” ungkap Abdul kepada Beritalingkungan.com (17/2/2025).
Sebagai langkah pencegahan, BNPB juga mengingatkan pemerintah daerah dan warga setempat agar senantiasa waspada terhadap potensi banjir susulan yang bisa terjadi dengan perubahan cuaca yang tak terduga. “Kami juga mendorong agar upaya mitigasi dilakukan lebih intensif, terutama di wilayah-wilayah rawan banjir,” tambahnya.
Dengan banjir yang sudah surut, namun dampaknya masih terlihat di berbagai lokasi, proses pemulihan dan pembersihan menjadi fokus utama bagi warga dan tim penanggulangan bencana. “Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait sangat penting untuk mengurangi dampak bencana dan mempercepat pemulihan,” tutup Abdul Muhari (Marwan Aziz).