
Paus Orca. Foto
ARKTIK, BERITALINGKUNGAN.COM– Dengan mencairnya es laut di Arktik akibat perubahan iklim, paus pembunuh (orca) mulai bermigrasi ke wilayah yang sebelumnya tertutup es. Kehadiran mereka mengancam ekosistem lokal dan dapat berdampak pada perburuan tradisional masyarakat Inuit.
Pada musim dingin 2020, para pemburu Inuit di Kutub Utara Kanada menemukan bangkai 11 paus kepala busur (bowhead) yang terdampar dan membeku. Para ilmuwan yang meneliti foto serta sampel jaringan menduga kuat bahwa paus-paus tersebut menjadi korban serangan orca. Hewan pemangsa ini sebelumnya jarang terlihat di wilayah Arktik, tetapi kini semakin sering memasuki area yang dulunya tertutup es sepanjang tahun.
Orca: Pemangsa Baru di Kutub Utara
Jeff Higdon, seorang ahli biologi, menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi seiring dengan menyusutnya es laut, yang membuka jalur baru bagi berbagai spesies laut. Tidak seperti orca di Arktik yang biasa memakan ikan, kelompok orca yang bermigrasi ini berasal dari wilayah sejauh Spanyol dan lebih cenderung memangsa mamalia besar seperti narwhal, beluga, dan paus kepala busur.
Menurut Steve Ferguson, ilmuwan dari Fisheries and Oceans Canada, perubahan ini membawa dampak besar bagi ekosistem. “Bersama beruang kutub, paus pembunuh kini menjadi predator utama di Arktik,” ujar Steve seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman Yale.edu (14/02/2025). Namun, berbeda dengan beruang kutub yang populasinya menurun akibat mencairnya es laut, orca justru semakin berkembang pesat.
Dampak bagi Masyarakat Inuit
Orca berburu dalam kelompok dengan strategi yang sangat terkoordinasi, mengepung mangsa dari berbagai sisi hingga mereka kehabisan tenaga. Hal ini bukan hanya mengancam spesies paus lain, tetapi juga berpotensi mengganggu perburuan tradisional masyarakat Inuit yang bergantung pada populasi narwhal dan beluga untuk bertahan hidup.
Seorang pemburu Inuit, Lenny Aqigiaq Panigayak, mengungkapkan bahwa semakin seringnya kehadiran orca membuat narwhal dan beluga menghindari wilayah perburuan tradisional mereka. Dengan jumlah orca yang terus meningkat sekitar 2% per tahun, dampaknya terhadap ekosistem dan kehidupan masyarakat lokal bisa semakin besar di masa depan.
Fenomena Global
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Arktik. Orca juga mulai muncul di berbagai wilayah lain yang sebelumnya jarang mereka jelajahi. Di Afrika Selatan, serangan orca membuat hiu putih besar menghilang dari perairan Gansbaai. Di Australia, ilmuwan mencatat orca memangsa paus biru, hewan terbesar di dunia.
Para peneliti masih terus memantau dampak kehadiran orca terhadap keseimbangan ekosistem laut. Namun, satu hal yang pasti: perubahan iklim telah membuka jalan bagi predator ini untuk menaklukkan wilayah baru, mengubah rantai makanan, dan mungkin selamanya mengubah kehidupan di perairan Kutub Utara (Marwan Aziz).