Pendaki Jepang Nobukazu Kuriki berpose dengan bendera Nepal di sela-sela konferensi pers di Kathmandu, Nepal, 23 Agustus 2015. |
NEPAL, BL- Pendaki gunung Jepang Nobukazu Kuriki telah gagal dalam upaya kelima untuk mencapai puncak Gunung Everest.
Kuriki mengumumkan pada halaman Facebook-nya pada hari Minggu (27/9) bahwa “butuh waktu terlalu banyak untuk bergerak di salju yang dalam. Saya menyadari jika saya terus berjalan, saya tidak akan bisa pulang dalam keadaan hidup.”
Pendaki berusia 33 tahun itu berusaha mendaki puncak tertinggi di dunia walaupun telah kehilangan sembilan jarinya akibat radang dingin setelah terjebak dua hari di lubang salju pada ketinggian 8.230 meter dengan suhu lebih rendah dari -20 derajat Celcius dalam upaya tahun 2012. Ia mendaki tanpa bantuan tabung oksigen.
Ia adalah satu-satunya pendaki yang berusaha mencapai puncak gunung itu tahun ini setelah salju longsor akibat gempa besar April lalu menewaskan 9 ribu orang, termasuk 18 orang di base camp, dan menghancurkan industri pendakian gunung yang menguntungkan Nepal.
Ratusan pendaki membatalkan niat untuk naik ke puncak setinggi 8.848 meter itu, menandai musim semi kedua di mana tidak ada satu orang pun mencapai puncak gunung tertinggi di dunia itu.
Kematian 16 pemandu Nepal akibat longsoran salju pada 2014 memicu penutupan pada tahun tersebut. [as/voa]
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
Studi oleh Iop Science tersebut dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.
Digunakan 23 simulasi iklim global dalam studi tersebut, yang disimulasikan dengan sejarah tren iklim (yang dimulai pada 1860), lengkap dengan skenario emisi BBM di masa depan.
“Penelitian kami ini menunjukkan gejala pemaansan global di wilayah Tropis semenjak dekade 1960-an. Namun di beberapa bagian Australia, Asia Tenggara, dan Afrika gejala tersebut sudah ada sejak dekade 1940-an,” jelas Andrew King salah satu anggota tim peneliti dari University of South Wales, Australia. – See more at: http://teknologi.inilah.com/read/detail/2240081/perubahan-iklim-terjadi-sejak-dekade-1940-an#sthash.cEgXpEVp.dpuf
–>