
Kondisi banjir yang melanda wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/2). Foto : BPBD Kota Makassar
MAKASSAR, BERITALINGKUNGAN.COM– Bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi peristiwa bencana di berbagai wilayah Indonesia termasuk di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum perkembangan terbaru mengenai kejadian dan upaya penanganan bencana yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menyampaikan bahwa hujan intensitas tinggi menyebabkan banjir di beberapa daerah, termasuk Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak Senin (10/2), banjir merendam empat kecamatan dengan ketinggian air berkisar antara 30 sentimeter hingga 3 meter.
Sebanyak 580 kepala keluarga (KK) atau 2.164 jiwa terpaksa mengungsi. Tim BPBD Kota Makassar telah melakukan evakuasi terhadap kelompok rentan serta mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak.
Bencana serupa juga melanda Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Hujan deras yang memicu luapan Sungai Walennae dan jebolnya tanggul di Desa Ujung Lero, Kecamatan Sabbangparu, menyebabkan banjir melanda delapan desa di Kecamatan Tanasitolo, Tempe, dan Sabbangparu.
Sebanyak 573 unit rumah terdampak, 824 jiwa terkena dampak langsung, dan satu orang dinyatakan hilang terseret arus sungai. BPBD Kabupaten Wajo telah melakukan penanganan darurat, termasuk pencarian korban hilang dan distribusi bantuan darurat. Hingga kini, genangan air masih merendam permukiman serta lahan pertanian warga.
Selain banjir, cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada Selasa (11/2). Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan merusak atap rumah warga di empat desa di Kecamatan Kombi, yaitu Desa Kalawiran, Desa Kolongan Satu, Desa Rerer, dan Desa Kolongan. Sebanyak 11 KK atau 36 jiwa terdampak, dengan rincian kerugian materiil berupa sembilan rumah rusak ringan, dua rumah rusak berat, satu fasilitas pendidikan rusak, dan satu akses jalan terhambat. Tim BPBD Kabupaten Minahasa telah melakukan asesmen dan penanganan, termasuk distribusi bantuan logistik bagi warga terdampak.
Sementara itu, cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Rabu (12/2). Hujan deras dan angin kencang mengakibatkan satu unit rumah warga rusak serta tiga akses jalan di Kecamatan Bebandem terganggu akibat pohon tumbang. Peristiwa ini juga menyebabkan satu korban meninggal dunia. Sebagai langkah cepat, BPBD Kabupaten Karangasem mengirimkan tim reaksi cepat untuk melakukan asesmen serta penanganan darurat, termasuk pembersihan material pohon tumbang yang masih berlangsung hingga saat ini.
Menanggapi berbagai kejadian tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi basah. Beberapa langkah antisipatif yang direkomendasikan antara lain pembersihan daerah aliran sungai dan saluran air, pemantauan kondisi cuaca terkini, serta persiapan rencana kedaruratan seperti pengecekan peralatan penanggulangan bencana, jalur evakuasi, dan tempat evakuasi sementara.
“Masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Koordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memitigasi dampak yang lebih besar,” ujar Abdul Muhari, Ph.D kepada Beritalingkungan.com (13/02/2025)>
BNPB terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan respons cepat terhadap bencana serta memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak. Upaya mitigasi yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi risiko dan dampak bencana ke depannya (Marwan Aziz).