Vulkanisme yang bertahan lama telah secara signifikan menghangatkan iklim sepanjang sejarah bumi, yang pada gilirannya mengurangi efek pengaturan iklim dari vegetasi selama jutaan tahun. Foto : Mateusz / Adobe Stock.
ARIZONA, BERITALINGKUNGAN.COM– Erupsi vulkanik dahsyat yang terjadi jutaan tahun lalu telah menghangatkan planet kita dan mengganggu ekosistem alami secara signifikan.
Penelitian terbaru mengungkapkan bagaimana perubahan iklim jangka panjang akibat gangguan ini mempengaruhi evolusi tanaman dan sistem regulasi iklim bumi. Temuan ini penting baik untuk memahami sejarah geologis maupun untuk mengatasi krisis iklim saat ini.
Dampak Erupsi Vulkanik terhadap Iklim
Kegiatan vulkanik yang berkepanjangan telah secara signifikan mempengaruhi iklim bumi di masa lalu, mengakibatkan penurunan kemampuan vegetasi dalam mengatur iklim selama jutaan tahun.
Peneliti dari ETH Zurich, bersama tim internasional dari University of Arizona, University of Leeds, CNRS Toulouse, dan Swiss Federal Institute for Forest Snow and Landscape Research (WSL), telah melakukan studi mendalam mengenai bagaimana vegetasi bereaksi dan berevolusi terhadap perubahan iklim besar serta dampaknya terhadap sistem regulasi karbon.
Keseimbangan Ekologis yang Terganggu
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menganalisis isotop dalam sedimen dan membandingkan data tersebut dengan model khusus yang mencakup peran vegetasi dalam sistem iklim geologis. Mereka menguji bagaimana sistem Bumi merespons pelepasan karbon yang intens dari aktivitas vulkanik pada berbagai skenario, termasuk peristiwa Siberian Traps yang menyebabkan kepunahan massal Permian-Triassic sekitar 252 juta tahun lalu.
Profesor Taras Gerya dari ETH Zurich mengungkapkan, “Peristiwa Siberian Traps melepaskan sekitar 40.000 gigaton karbon selama 200.000 tahun. Peningkatan suhu global sebesar 5 – 10°C ini menyebabkan kepunahan paling parah dalam catatan geologis Bumi.”
Adaptasi atau Kepunahan
Pemulihan vegetasi dari peristiwa tersebut memerlukan waktu jutaan tahun. Selama periode ini, sistem regulasi karbon-klimat Bumi menjadi lemah dan tidak efektif, mengakibatkan pemanasan iklim jangka panjang.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat keparahan peristiwa seperti itu ditentukan oleh seberapa cepat karbon yang dikeluarkan dapat kembali ke interior Bumi melalui pelapukan mineral silikat atau produksi karbon organik.
Penelitian juga menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan iklim baru bergantung pada seberapa cepat vegetasi beradaptasi terhadap suhu yang meningkat. Beberapa spesies berevolusi atau bermigrasi ke daerah yang lebih sejuk, namun beberapa peristiwa geologis sangat merusak sehingga spesies tanaman tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi atau bermigrasi.
Krisis Iklim yang Dipicu Manusia
Bagaimana hal ini relevan dengan perubahan iklim yang dipicu oleh manusia saat ini? Penelitian ini menunjukkan bahwa gangguan vegetasi memperpanjang durasi dan keparahan pemanasan iklim di masa lalu.
Saat ini, kita melepaskan gas rumah kaca pada tingkat yang lebih cepat daripada peristiwa vulkanik manapun sebelumnya, serta menjadi penyebab utama deforestasi global yang mengurangi kemampuan ekosistem alami dalam mengatur iklim.
Loïc Pellissier, Profesor Ekosistem dan Evolusi Lanskap di ETH Zurich dan WSL, menyatakan, studi menunjukkan peran penting vegetasi dalam pemulihan dari perubahan iklim yang mendalam.
“Kami saat ini menghadapi krisis bioklimatik global yang besar. Penelitian ini seharusnya menjadi ‘alarm’ bagi komunitas global untuk bertindak.”ujar Loïc seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman ethz.ch (21/08/2024) (Marwan Aziz)