Primata Kukang Jawa (Nycticebus Javanicus). Foto : Kukangku.id.
YOGYAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Dalam upaya pelestarian dan pengelolaan keanekaragaman hayati, Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) mengumumkan keberhasilannya dalam menghimpun data sebanyak 11.137 spesies hayati yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pengumuman ini disampaikan oleh Ketua KOBI, Prof. Budi Setiadi Daryono, pada hari Senin di Yogyakarta. “Kita telah berhasil mengumpulkan data 11.137 keanekaragaman hayati,” ujar Prof. Budi. Ia menambahkan bahwa sejak tahun 2019, KOBI telah menginisiasi Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI) yang melibatkan 514 mahasiswa dari 104 kampus se-Indonesia dalam kegiatan MBKM-Kurator Data Hayati seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara (30/04/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tekanan kerusakan dan ancaman kepunahan yang dialami oleh spesies flora, fauna, dan mikrobiotik di berbagai ekosistem, termasuk darat, perairan tawar, lahan basah, pesisir, dan laut.
Prof. Budi menjelaskan bahwa data yang telah terkumpul akan dianalisis lebih lanjut untuk mengembangkan penggunaan teknologi big data dalam bidang biodiversitas. “Pemanfaatan big data ini terutama untuk mengukur status, tren dan dampak kegiatan pembangunan terhadap biodiversitas di habitatnya,” terang Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Dengan adanya dukungan desain konsep yang kuat dan tim yang memiliki keahlian serta pengetahuan yang tepat, diharapkan dapat menghasilkan produk pengetahuan baru yang optimal dari pemanfaatan big data tersebut. Hasil dari asesmen IBI diharapkan dapat menjadi acuan bagi para praktisi di bidang keanekaragaman hayati dan juga menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan kebijakan oleh pemerintah.
Menurut Barano Siswa Sulistyawan, Manajer World Water Forum (WWF) Indonesia sekaligus anggota Tim Riset IBI, kurasi data yang dilakukan mencakup periode dari tahun 1975 hingga 2023. “Data yang kami peroleh kemudian dianalisis untuk memperkirakan populasi, kepadatan, biomassa, dan aspek lainnya menggunakan berbagai metode termasuk kamera trap dan indeks kemelimpahan,” jelas alumnus Fakultas Biologi UGM ini.
KOBI juga tengah melakukan indeksasi keanekaragaman hayati per kelas, termasuk kelompok ikan bertulang, burung, mamalia, reptil, dan invertebrata. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai status keanekaragaman hayati di Indonesia (Ant/BL)