Ketgam : Maulinna Utaminingsih, Urban Nexus Project Manajer PLAN ketika berbicara dalam acara media gathering di Hotel Savero, Jalan Margonda, Kota Depok, Sabtu ( 26/8/2023). Foto : Marwan Azis/Beritalingkungan.com.
DEPOK, BERITALINGKUNGAN.COM- Plan Internasional Indonesia mendorong kaum muda turut mengambil peran dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan termasuk mengatasi krisis iklim di Indonesia.
Plan pun menyiapkan program khusus yang dinamakan Urban Nexus, yang tahun 2023 ini sudah masuk fase 2.
“Program ini bertujuan mewujudkan lingkungan yang sehat aman juga tangguh melalui kegiatan pemberdayaan dan kepemimpinan yang diakomodir oleh kaum muda masyarakat perkotaan di Indonesia termasuk di kota Depok,” kata Maulinna Utaminingsih, Urban Nexus Project Manajer PLAN ketika berbicara dalam acara media gathering di Hotel Savero, Jalan Margonda, Kota Depok, Sabtu ( 26/8/2023).
Maulin mengungkapkan, program Urban Nexus tersebut telah berjalan sejak Juli 2022 hingga 2023. Program tersebut terlaksana atas kerjasama Plan Internasional Indonesia, Australian AID, Muhammadiyah Disaster Management Center dan juga Teens Go Green.
Pada kesempatan tersebut Maulin memaparkan capaian program Urban Nexus dari bulan Juli 2022 hingga Juni 2023.
Adapun capaian Program Nexus dari Juli 2022 hinga Juni 2023 sebagai berikut:
- 7.038 orang (52 %perempuan berpartisipasi) dalam peningkatan ketangguhan masyarakat
- 104 Orang peserta disabilitas turut berpartisipasi dalam peningkatan ketangguhan
- 3.616 Kaum muda berusia 15-24 tahun berpartisipasi untuk menjadi lebih tangguh
- 2,4 juta Jangkauan media sosial selama program berlangsung
- 97 Kaum muda (79% perempuan) berhasil mengembangkan dan menerapkan aksi iklim di komunitasnya
- 89% Rata-rata peningkatan kapasitas ketahanan kaum muda yang diperoleh dari pendidikan/ peningkatan kapasitas iklim yang responsif gender.
Maulin menyampaikan Plan Indonesia sebagai organisasi non profit bekerja untuk pemenuhan hak-hak anak dan kaum muda telah mencapai tiga capaian besar. Pencapaian pertama, pengetahuan mengenai risiko bencana dan perubahan iklim saat situasi darurat sudah didapatkan anak muda. Khususnya anak perempuan, kaum muda perempuan, dan kaum muda dengan disabilitas.
Program ini sekaligus mendukung kesetaraan perempuan melalui program pengembangan masyarakat. Kedua, kaum muda dan organisasinya memimpin aksi untuk menangani isu perkotaan, termasuk pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Dan ketiga pemerintah lokal dan masyarakat menyadari peran dan kepemimpinan kaum muda dan mendukung keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan serta membangun kapasitas ketangguhan masyarakat.
“Selama ini ada beban dan batasan kaum muda untuk berpartisipasi aktif dalam ketahanan masyarakat perkotaan. Ada kendala terutama terkait dengan kepercayaan orang dewasa terhadap kapasitas anak muda untuk mengatasi masalah Masyarakat, dan juga ada kesan yang berkembang dikalangan anak muda, masalah itu sampah itu urusannya orang dewasa, sehingga mereka enggan untuk terlibat”ujarnya.
Maulin menuturkan melalui program Urban Nexus, Plan bersama mitranya melakukan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas kaum muda melalui pelatihan pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, kepemimpinan, ketrampilan komunikasi, literasi digital, gender & inklusi, manajemen kebersihan menstrusi, dan penguatan kelembagaan organisasi kaum muda melalui daring dan luring.
Kegiatan pengembangan learning manajemen system untuk peningkatanketahanan atau resiliensi kaum muda bernama GenTa (Generasi Muda Tangguh Bencana) yang dapat diakses melalui platform ETangguh BNPB. Platform ini kolaborasi berbagai lembaga seperti KemenPPA, Bappenas, KLHK, BMKG, Seknas SPAB, UNICEF, WVI, HWDI, HFI, Predikt, U-Inspire, Dompet Dhuafa, Save the Children, MDMC dan Teens Go Green.
Selain itu, ada juga kegiatan membagikan pengalaman para kaum muda dalam beberapa sesi diskusi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dan replikasi dan pemasangan alat peringatan banjir oleh kaum muda
“Dengan berbagai kegiatan tersebut, Pemerintah lokal dan masyarakat mulai menyadari peran dan kepemimpinan kaum muda dan mendukung keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan serta membangun kapasitas ketangguhan masyarakat,”imbuhnya.
“Hal tersebut dibuktikan dengan pelibatan 127 kaum muda memimpin agenda pembangunan hijau (Green Development Agenda) bersama pemerintah daerah. Dan 53 kaum muda berpartisipasi dalam penyelenggaraan musrenbang ala kaum muda,”paparnya.
Maulin menambahkan program Urban Nexus pada tahun kedua atau fase 2 akan diarahkan pada upaya mempromosikan dan update learning manajemen System “GenTa” sebagai media pembelajaran ketahanan yang komprehensif dan menyenangkan bagi kaum muda.
Kemudian meningkatkan ketahanan dan mendorong kepemimpinan kaum muda melalui peningkatan kapasitas pendidik sebaya di tingkat lokal, serta meningkatkan kapasitas pendidik sebaya di tingkat nasional dan mendorong partisipasi dalam agendaagenda tahunan nasional (Marwan Azis)