JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Laut Indonesia menjadi rumah bagi terumbu karang, mangrove, dan beragam lamun (seagrass) dengan luasan terbesar di dunia, serta mampu menyerap 25% emisi karbon secara global. Sementara itu, ekosistem pesisirnya melindungi aset dan infrastruktur vital di pesisir dari ancaman ombak besar dan angin kencang, serta menjadi tumpuan penghidupan bagi 60% penduduk Indonesia yang hidup di wilayah pesisir.
Namun, terdapat tantangan yang besar dalam menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir yang berhadapan dengan penangkapan ikan secara destruktif, polusi, dan perubahan iklim. Diperkirakan, terumbu karang tropis akan hilang saat abad berganti dan pada 2050 akan lebih banyak sampah di lautan daripada ikan.
Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa laut Indonesia berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan kemampuannya menyerap 138 juta ton karbon per tahun.
Merespons hal tersebut, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama platform donasi online, Ayobantu, berinisiatif mendukung pelestarian laut Indonesia melalui program Misi Lestari.
CEO Ayobantu.com Agnes Yuliavitriani mengatakan, Misi Lestari merupakan kegiatan kolaboratif dalam upaya melestarikan Bumi, dengan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk peduli pada alam melalui aktivitas keseharian yang edukatif.
“Manusia menjadi salah salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan kelestarian lingkungan, salah satunya yaitu kelestarian biota laut,” ujarnya.
Misi Lestari adalah sebuah kegiatan kolaboratif dalam upaya melestarikan bumi, dengan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk peduli pada alam melalui aktivitas keseharian yang edukatif.
Memasuki tahun kedua, Misi Lestari 2022 mengangkat tema “Mission of the Ocean”. Mission of the Ocean (MOTO) menjadi sebuah misi kolektif untuk menata kembali koneksi antara manusia dan laut, demi mewujudkan laut yang sehat #untukIndonesialestari.
Aksi ini selaras dengan gerakan global yang didorong Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada Januari 2021 mencanangkan Dekade Ilmu Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan 2021-2030 (Decade of Ocean Science for Sustainable Development 2021-2030), untuk mendukung upaya praktik pengelolaan perairan yang berkelanjutan. (Jekson Simanjuntak)