BOMBANA, BL- Konflik sumber daya alam seolah tak pernah padam di Bumi Bombana. Silang sengketa tanah terus mewarnai sejak ditemukannya emas di Tanah Moronene Tahun 2008 silam. Baik antara warga dengan warga, warga dengan perusahaan, antar perusahaan dan perusahaan, hingga sengketa tanah dengan mokole atau bangsawan lokal di negeri Moronene itu.
Kasus teranyar adalah pemukulan Mokole Rumbia Morenene, Alfian Pimpie di Desa Raurau, 4 September 2013 lalu.
Seperti dijelaskan Kabid Humas Polda Sultra, Abdul Karim, bahwa, penganiayaan terhadap Alfian Pimpie diduga berkaitan dengan masalah sengketa lahan yang mengandung emas. Sementara lahan tersebut masuk dalam kawasan hutan produksi dan hutan produksi terbatas yang kini menjadi areal konsesi izin usaha pertambangan PT Sumber Alam Megakarya (SAM).
“Diduga tanah itu akan diperjualbelikan. Sementara lahannya masuk di dalam kawasan konsesi Izin Usaha Pertambangan PT Sumber Alam Megakarya (SAM),” ungkap Karim seperti dilansir Sultranews (Sindikasi Beritalingkungan.com).
lanjut Karim, Alfian dipukul saat diundang menjadi saksi pengukuran batas lahan milik Arca, seorang warga di Desa Raurau. Arca sendiri hendak menjual lahannya kepada seseorang bernama Andi Samsu Alam. Saat Alfian Pimpie yang juga seorang lurah di Toubonto sedang duduk di rumah seorang warga di dusun Polodu, tiba-tiba HR datang menghampirinya dan memukul korban dibagian pipi kiri.
Tidak terima atas perlakuan tersangka, Alfian memilih melapor kepada polisi demi mencari rasa keadilan menyelesaikan kasus pemukulan itu. “Pelaku pemukulan telah kami tahan dan masih menjalani pemeriksaan penyidik Polres Bombana,” ujarnya. (TIM)