Kemah pendaki di di Mount Everest yang porak-poranda akibat gempa yang mengguncang Nepal (25/4). Foto : Azim Afif Via AP. |
Tim medis Indonesia telah memperoleh ijin beroperasi di Rumah Sakit Kanthipur dan mendirikan Rumah Sakit lapangan di Distrik Satunggal. Kedua daerah ini termasuk daerah terparah terkena gempa. 10 dokter dari Indonesia ahli anastesi, ortopedi, umum dan perawat telah bergabung dengan tim medis negara. Mereka melakukan penanganan korban di Rumah Sakit Kanthipur. Pada Minggu (3/5) menerima 10 pasien terdiri dari 8 dewasa yaitu 4 laki-laki, 4 wanita dan 1 anak laki-laki usia 4,5 tahun dan 1 orang pasien untuk operasi sendi siku.
Saat ini tenda Rumah Sakit Lapangan di Satunggal masih didirikan oleh tim. Rumah Sakit ini diperlukan karena di Satunggal mengalami kerusakan parah. Dampak gempa menyebabkan 228 rumah rusak berat, 157 rusak sedang, 148 rusak ringan. 20 jiwa meninggal, 200 terluka berat, 70 cedera ringan, 35 frakktur patah tulang, dan kasus depresi meningkat. Kebutuhan mendesak adalah kesehatan primer dan pelayanan pasca operasi, psikososial, obat-obatan, dokter ahli, dan pendirian shelter.
Sementara itu bantuan Indonesia untuk tahap ketiga sebesar 14 ton telah tiba di Kathmandu pada Senin (4/5) dini hari dengan pesawat kargo Cardiq Air. Bantuan berupa tenda posko, tenda pengungsi, makanan lauk pauk 2.000 paket, tambahan gisi 3.000 paket, solar cell 16 unit, velbed 120 unit, selimut 1.000 lembar, dan sarung 1.100 lembar. Bantuan ini berasal dari BNPB, K/L, dan NGO. (Marwan Azis)
–>