Yvo de Boeryang. Foto : Istimewa. |
Pertemuan puncak Konferensi Perubahan Iklim di Cancun, Meksiko pekan lalu berakhir sukses, paling tidak buat negara berkembang. Demikian penilaian Yvo de Boer yang pernah menjabat Sekretaris Jenderal Biro Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam tulisanya yang dimuat laman Radio Nederland.
Dana iklim berhasil disepakati. Organisasi-organisasi baru harus menyiapkan proyek-proyek khusus seperti alih teknologi, penyesuaian dampak perubahan iklim dan pengembangan sumber daya manusia.
Konferensi Cancún juga berhasil menjembatani antara upaya pengurangan penebangan hutan dan masalah pendanaan. Singkatnya permohonan negara-negara berkembang yang meminta dukungan sistematis dikabulkan. Ini saya tekankan karena orang sering lupa aksi negara berkembang untuk menyelamatkan iklim sangat tergantung pada dukungan internasional.
Evaluasi
Negara-negara kaya mendapat untung pula dari kesepakatan Cancún. Nanti akan ada sistem pendaftaran kegiatan-kegiatan negara-negara berkembang, di mana kewajiban membuat laporan dipertajam serta kemungkinan dibuat evaluasi atas kebijakan-kebijakan negara itu.
Tuntutan atas standar transparansi dari negara-negara kaya dan miskin sukses dipertemukan. Bagi Amerika Serikat ini sangat penting. AS kelihatannya sekedar menekankan syarat-syarat tersebut harus sama berat bagi Cina. Warga Amerika diberi perasaan bahwa Cina dituntut hal serupa seperti AS.
Tidak tajam
Saya tentu saja belum bisa menganalisa semua persetujuan. Namun perjanjian menguntungkan semua pihak kecuali planet kita. Target-target yang ada, tidak cukup menahan laju perubahan iklim. Konferensi sama sekali tak memberi ruang bagi penajaman aksi. Di Amerika kesepakatan sebelum ini tak lolos senat. Dan kalau Amerika tak beraksi maka negara lain pun ikut malas.
Untung kesepakatan Cancún mengindikasikan penajaman target pada putaran selanjutnya. Perundingan tahun 2013 harus memberi hasil pada tahun 2015. Tahun depan di kota Durban, Afrika Selatan, akan diselenggarakan pertemuan penting. Cancún banyak menyepakati hal-hal pokok yang harus dijewantahkan. Contohnya atas persoalan panas seputar bagaimana persisnya mengelola dana iklim.
Protokol Kyoto
Selain itu masa depan protokol Kyoto juga tidak jelas. Jepang, Rusia dan Kanada sepakat mengakhiri persetujuan pengurangan CO2 hasil pertemuan Kyoto. Masalah tersebut sangat tak mungkin dibicarakan dengan negara-negara berkembang. Perundingan Cancún selamat karena pembahasan itu ditunda sampai tahun depan. Namun ditunda bukan berarti menghilangkan masalah.
Saya paham bahwa negara-negara tidak akan melepas protokol Kyoto begitu saja sebelum mereka punya yang lebih bagus. Kalau memang begitu maka penyelesaiaannya terletak di pundak konferensi Cancún. Maksudnya, pastikan dulu ada alternatif lain yang lebih baik.
Perjanjian ganda -satu untuk Amerika dan satunya lagi untuk negara-negara lain- merupakan penyelesaian tak masuk akal. Ini semacam meninggalkan protokol Kyoto untuk sesuatu yang lebih buruk. Oleh karena itu, tak ada cara lain, selain mengharapkan hasil lebih baik.***