JAKARTA, BL- Gempa bumi yang berkekuatan 8,5 SR yang terjadi pada hari ini (11/4) pada pukul 15.38 WIB di 346 km Baratdaya Simeuleu Aceh yang dikuti dengan gempa susulan sebanyak 16 kali, memicu terjadinya tsunami kecil.
Pantauan data terkini pasang surut dari Bakosurtanal terjadi kenaikan muka air laut (Tsunami) di Lahewa (Nias Utara) sebesar 1 m, dan di Meulaboh sebesar 1,02 m. Sedangkan BMKG mencatat pada pukul 17.00 WIB terdeteksi tsunami di Sabang sebesar 0,06 m, dan di Meulaboh pada pukul 17.04 WIB sebesar 0,8 m.
Berdasarkan laporan dari beberapa daerah ke Posko BNPB di beberapa daerah, ditemukan tidak terjadi Tsunami, meskipun gempabuminya terjadi cukup besar. “beruntung, tsunami yang ditimbulkan tidak besar”, kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Hal ini berdasarkan analisis beberapa pakar gempa dari ITB dan AIFDR yang disampaikan kepada BNPB, Menurut mereka gempa disebabkan oleh mekanisme sesar geser. Bukan sesar naik (bukan mega trust) sehingga potensi tsunami tidak terlalu besar.
Saat ini sistem peringatan dini Tsunami telah berjalan dengan baik. Demikian juga kesiapan masyarakat yang langsung merespon melakukan evakuasi ke tempat-tempat tinggi telah dilakukan. Pengumuman evakuasi dilakukan dari berbagai media seperti masjid dan gereja. “Hingga saat ini belum ada korban jiwa. Ada 4 orang luka ringan di Simeulue” tandas Sutopo.
Gempa pertama tercatat dalam skala 8,5 SR. Gempa ini diikuti 5 kali gempa susulan. Sedangkan gempa berkekuatan 8,8 SR pada pukul 17.43 WIB di 483 km Baratdaya Simeuleu telah diikuti 11 kali gempa susulan.
Dengan intensitas gempa seperti itu, BMKG kemudian mengeluarkan peringatan dini Tsunami. Bukan hanya BMKG, PTWC (Pacific Tsunami Warning System) di Hawaii pun ikut mengeluarkan Tsunami travel times.
“Potensi tsunami juga berlaku bagi Malaysia, India, Srilanka, Myanmar dan lain-lainnya”, ungkapnya.(Jekson Simanjuntak).
“Potensi tsunami juga berlaku bagi Malaysia, India, Srilanka, Myanmar dan lain-lainnya”, ungkapnya.(Jekson Simanjuntak).