JAKARTA, BL- Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), direncanakan akan hadir bersama dengan sejumlah tokoh utama lingkungan hidup dari seluruh Asia Tenggara dan internasional dalam Pertemuan Puncak Forests Asia, di Jakarta pekan depan.
Pidato kunci sebagai acara pembuka konferensi dua hari ini akan disampaikan oleh Presiden SBY pada tanggal 5 Mei, di hadapan lebih dari 120 pembicara dan 1.700 peserta yang akan mendiskusikan berbagai upaya pengelolaan hutan dan lanskap di wilayah-wilayah ini guna pencapaian pertumbuhan hijau.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara sebagian besar dilakukan dengan mengorbankan sumber-sumber daya alam. Bahkan sekarang, setiap bulannya, di Asia Tenggara wilayah hutan hilang karena penebangan pohon setara dengan tiga kali luas kota Jakarta. Namun, seiring dengan menipisnya modal alam, (dampak) menjulang perubahan iklim serta pertambahan populasi, berbagai negara mulai mencari upaya alternatif.
Menurut informasi Budhy Kristanty dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (The Center for International Forestry Research yang juga panitia Pertemuan Puncak Forests Asia, acara tersebut juga akan menghadirkan 120 pembicara di Pertemuan Puncak Forests Asia dari 10 Menteri dan Wakil Menteri dari seluruh Asia Tenggara, Para eksekutif dari lebih dari 25 perusahaan, diantaranya Golden Agri-Resources, APP, Nestle, Cargill, Ketua Panel IPCC, Dr Rajendra Pachauri, Tokoh LSM dan kelompok masyarakat adat dan Lembaga donor terkemuka, diantaranya Bank Dunia, ADB, Norwegia, USAID.
Pidato kunci sebagai acara pembuka konferensi dua hari ini akan disampaikan oleh Presiden SBY pada tanggal 5 Mei, di hadapan lebih dari 120 pembicara dan 1.700 peserta yang akan mendiskusikan berbagai upaya pengelolaan hutan dan lanskap di wilayah-wilayah ini guna pencapaian pertumbuhan hijau.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara sebagian besar dilakukan dengan mengorbankan sumber-sumber daya alam. Bahkan sekarang, setiap bulannya, di Asia Tenggara wilayah hutan hilang karena penebangan pohon setara dengan tiga kali luas kota Jakarta. Namun, seiring dengan menipisnya modal alam, (dampak) menjulang perubahan iklim serta pertambahan populasi, berbagai negara mulai mencari upaya alternatif.
Menurut informasi Budhy Kristanty dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (The Center for International Forestry Research yang juga panitia Pertemuan Puncak Forests Asia, acara tersebut juga akan menghadirkan 120 pembicara di Pertemuan Puncak Forests Asia dari 10 Menteri dan Wakil Menteri dari seluruh Asia Tenggara, Para eksekutif dari lebih dari 25 perusahaan, diantaranya Golden Agri-Resources, APP, Nestle, Cargill, Ketua Panel IPCC, Dr Rajendra Pachauri, Tokoh LSM dan kelompok masyarakat adat dan Lembaga donor terkemuka, diantaranya Bank Dunia, ADB, Norwegia, USAID.