Bekantan Nasalis, satwa khas Kalimatan yang menghuni Taman Nasional Tanjung Puting. Foto: Bina Karos/BL. |
BOGOR, BL- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim pemerintah berhasil menekan laju perusakan hutan di Indonesia.
“Dengan senang hati saya menginformasikan bahwa angka penebangan hutan kami mengalami penurunan dari 3,5 juta hektar per tahun menjadi kurang dari setengah juta hektar per tahun dalam sepuluh tahun terakhir,”kata Kepala Negara saat berpidato jelang KTT Bumi yang berjudul Sustainable Growth with Equity di Center for International Forestry Research (Cifor), Bogor, Rabu (13/6) siang.
SBY juga mengaku terharu dengan kemajuan program Satu Miliar Pohon Indonesia untuk Dunia. “Dalam dua tahun terakhir, kami telah menanam sekitar 3,2 miliar pohon, bukan 3,2 juta, tapi 3,2 miliar pohon,”ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Presiden SBY kembali menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga hutan tropis Indonesia. Salah satu bentuk komitmen yang dilakukan pemerintah menurut SBY adalah adanya undang-undang yang melindungi 35 persen hutan tropis di Indonesia.
Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, sekitar 12 persen dari mamalia dunia, 16 persen dari reptil dunia dan amfibi, 17 persen dari spesies burung di dunia, 25 persen dari spesies ikan, dan lebih dari 38.000 jenis tumbuhan. Hutan Indonesia mencakup 69 persen dari luas daratan nasional, dan 31 persen dari luas daratan dunia, serta memiliki keanekaragaman hayati yang perlu dipertahankan.
”Kami menganggap kekayaan keanekaragaman hayati pemberian Tuhan ini sebagai harta nasional yang sangat besar,” kata SBY.
Pada tahun 1970 dan 1980-an lanjut SBY, Indonesia lebih memilih kebijakan kehutanan yang berbeda. Pada saat itu kebijakan kehutanan Indonesia adalah mengijinkan siapa saja dapat membabat hutan asalkan memberikan manfaat bagi pembangunan. Hal itulah yang sepertinya logis dilakukan saat itu karena pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan, yang tentu membutuhkan pertumbuhan ekonomi.
“Kami tidak menyalahkan masa lalu, tetapi kami mengambil tindakan untuk memperbaiki masa depan. Sekarang ini, kebijakan seperti itu tidak lagi bisa diterima,”ujarnya.
Kehilangan hutan hujan tropis menurut Presiden SBY, dapat menyebabkan bencana nasional dan global. Itulah sebabnya Indonesia telah berbalik arah dengan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan ekosistem hutan. “ Kami telah membuat undang undang yang akan melindungi 35 persen hutan hujan tropis kami,” SBY menjelaskan.
Selain itu, pemerintah juga telah menggunakan moratorium pemanfaatan hutan primer dan lahan gambut untuk meningkatkan manajemen sistem hutan dan lahan gambut. “Kebijakan baru ini meningkatkan upaya mengurangi penebangan hutan dan dengan demikian memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca,”tandasnya.(Marwan Azis)